Bismillahirrahmanirrahim......Selamat Datang...Semoga Allah Memberkati :)

Selasa, 28 Februari 2012

yuuk Meraih Ridha Allah

                    "Allah", "Allah", "Allah" adalah kata yang sangat indah, sebutan yang tak pernah jemu untuk diucapkan, sebutan yang sekiranya sudah tertancap keras di hati. Pengucapan satu kali  "Allah " sudah mampu mengusir kegalauan hati, seketika dengan mengahadirkan namaNya dalam pikiran, secercah ide keluar memotivasi semua pengharapan untuk segera diwujudkan. Allah begitu baiknya dengan kita, sudah sepantasnya, setiap detik,, selalu memanggil namaNYA. Begitu banyak nikmat yang Dia berikan, setiap hirupan nafas adalah karuniaNya. Apa yang kita millikisekarang, berasal dari Dirinya. Apa yang kita usahakan adalah dariNya. Manusia hanyalah makluk lemah  yang tidakk tahu diri, harapan demi harapan dipenuhi oleh Allah, tapi kedustaan dan keingkaran selalu diperbuatnya, entah karena kehilafan ataupun kesengajaan. Namun, meskipun begitu, Allah selalu mengharapkan kedatannya, Allah selalu membuka pintu maafnya, Dia tidak pernah membenci kita, Dia selalu menyanyangi kita. Pintu Ampunan tidak pernah tertutup bagi siapa saja yang ingin bertobat. Bandingkan dengan manusia, manusia   yang sedikit saja merasa dirinya sudah pernah memberikan sesuatu untuk orang lain, dia sudah merasa orang hebat, dan dia akan merasa terusik ataupun ada perasaan mengunjal jika orang yang pernah dia tolong tidak memperdulikan atau memperhatikannya. Dalam diri manusia tersebut pastilah ada perasaan dendam dan marah ketika hal itu terjadi. Tapi Allah tidak demikian,  Dia sangat baik, Dia tidak akan pernah meninggalkan hamba-hambaNya, walaupun hambaNya itu sering kali melupakannya. Dia akan selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya. Sudah sepantasnya semua tujuan dan harapan ditumpukan kepadaNya. Semua Berada dalam genggamannya, semua Dia atur dengan sempurna dan porporsional, sudah selayaknya kita menjadikan Dia penolong satu-satunya, Hanya kepadaNya kita menyembah dan hanya kepadaNya lah kita minta pertolongan. Ridha Allah jadikan prioritas di atas segala-galanya. Dengan tetap berada di jalanNya dan terus berpengang teguh pada Al-qur'an dan As-sunahlah kita dapat mendapatkan Ridha Allah. Caaperlaah ( cari perhatian ) dengan Allah, rayulah dia dengan shalat dan terus menyebut namanya, Mintalah dengan tulus iklhlas, menangislah dan lemahlah di hadapanNya. Allah adalah yang kita butuhkan, Allah yang menjadi tumpuan hidup kita, kita tidak akan bisa tanpaNya. :)

Senin, 27 Februari 2012

Setitik Cahaya

Di kala semua terasa hambar untuk dinikmati
Lidah tak lagi berfungsi
Mulut enggan mengunyah
Tenggorokan terasa sulit tuk menelan
Anggota badan terasa kaku
Semua pikiran hanya tertuju pada satu titik
Titik cahaya dalam kegelapan
Di saat Sinar matahari terlalu tinggi tuk digapai
Cahaya hanya bertaut bintang
Cahaya pantulan bulan
Berbuah cahaya kegirangan
Cahaya yang mampu membalikkan semua
Membalikan asa dan harapan ke tempat semula
Jika lah memang ini harus terjadi
Taburilah keihlasan dalam hati
Kuatkan hati agar kesabaran menghuni dalam sanubari
Cahaya harapan tidak mungkin akan meninggalkan
Kejarlah dia
Ranggkuhlah dia
Jangan hentikan langkah
Teruslah berjalan
Teruslah berharap
 Bisikan padanya bahwa hati membutuhkannya
 Cahaya itu selamanya tidak akan bersembunyi lagi
Cahaya itu akan menghampiri
Menerangi kehidupan
Tidak akan pernah padam
walaupun dihapus masa

 





Tips adaptasi dgn lingkungan kerja yang baru:)

           Apa yang anda pikirkan ketika pertama kali kerja?? rasa santai atau grogi atau takutkah yang lebih mendominan di hati anda? Sebagian besar pasti orang banyak yang memilih option yang ke dua yaitu rasa grogi, grogi ini lebih mengarah pada perasaan was-was atau takut jika pekerjaan dan lingkungan kerja tidak  sesuai dengan yang kita inginkan. ketakutan yang utama itu sebenarnya adalah musuh anda. Anggaplah semua akan berjalan dengan keadaan baik-baik saja, timbulkan rasa optimis yang tinggi pada diri anda bahwa semua akan baik- baik saja, tidak perlu khawatir yang berlebihan karena itu yang akan membuat jalan anda terhambat. Biarkanlah semua berjalan seperti air mengalir, jangan terlalu menduga-duga hal yang tidak pasti, bangunlah presepsi positif untuk membangun realita yang kita harapkan. Apa pun yang terjadi, apa pun yang kita jumpai jangan tetaplah memilki presepsi yang positif, ingat presepsi kita ada realita kita. Bertindaklah sewajarnya, jangan terlalu fokus pada orang lain akan menyukai anda, biarlah waktu yang akan mendekatkan anda ke lingkungan, tapi bukan berarti anda harus menjadi orang yang pasif dan menunggu orang lain, anda harus aktif dan jangan takut untuk memulai suatu omongan atau tindakan. Anda harus mampu beradaptasi dengan cara mampu menekan ego, anda harus lebih "care", tapi ini bukan berarti anda harus kehilangan jati diri. Membangun suatu lingkungan yang kondusif adalah salah satu manajemen tingkah laku kita, anda harus memposisikan bahwa anda memang orang baru yang haus akan informasi, jangan sungkan atau malu untuk bertanya mengenai hal-hal yang menyangkut pekerjaan anda. Di samping itu, bangunlahh jiwa yang sopan dan berkomitmen, hargai orang lain jika anda juga ingin dihargai orang lain.  Gantungkan semua harapan dan mimpi-mimpiku dalam benak anda, bulatkan tekad dan besarkan motivasi bahwa anda bisa melalui itu semua. Berdoa'lah kepada Yang mengatur kehidupan, mintalah kemudahan dan kelancaran dalam tugas dan pekerjaan anda yang baru, karena hanya Dia-lah yang mampu menolong dan menyukseskan apa yang kita rencanakan...selamat mencoba, semoga kesuksesan :)

Kamis, 23 Februari 2012

Sedikit tentang efektivitas organisasi:)


  1. Pengertian Efektivitas Struktur Organisasi
a.       Keefektivitas berasal dari kata efektif yang artinya
                                            i.      Ada efeknya
                                          ii.      Penggunaan metode atau cara dalam mencapai hasil yang optimal
Ø  Menurut Para ahli
                                        iii.      Gibson, James L.,Ivancevich,Jonh M.,Donnelly : keefektifan adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi Individu, kelompok, dan organisasi. Makin dekat prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan, maka makin lebih efektif dalam menilai mereka.
Ø  Dari sudut pandang Prilaku organisasi, efektivitas dapat diidentifikasikan dalam tiga tingkatan analisis yaitu Individu, kelompok, dan organisasi. Ketiga tingkatan ini sangat penting dan harus dipahami oleh semua organisasi.
Ø  Efektivitas struktur organisasi merupakan efektivitas organisasi yang berhubungan dengan pembagian, pengelompokan dan pengkoordinasiaan tugas pekerjaan secara formal guna mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini, struktur organisasi antara satu sama lain berbeda, sehingga efektifitasnya pun berbeda. Perbedaan stuktur ini dikarenakan tiap organisasi mempunyai desaign model yang berbeda. Ada model struktur mekanistik yang mempunyai departementalisasi secara besar-besaran, formalisasi tinggi, jaringan informasi terbatas, dan sentralistis. Ada juga model struktur organik yang mempunyai struktur yang datar, menggunakan tim lintas hierarki dan fungsional, formalitas rendah, jaringan informasi yang menyeluruh dan bergantung pada partisipasi pengambilan keputusan. Pemilihan model stuktur ini merupakan cara yang dapat membantu organisasi dalam mencapai sasaran dan efektivitas organisasi.

2.      Hubungan efektivitas Individu, kelompok dan Organisasi
  1. Efektivitas Individu. Pada prespektif ini menekankan pada pelaksaaan tugas-tugas dan tanggungjawab individu sebagai pekerja dari suatu organisasi.  Dalam hal ini, manager secara rutin melaksanakan penilaian terhadap efektivitas individu melalui evaluasi prestasi yang bisa dijadikan naik untuk kenaikan gaji,pangkat serta imbalan lain yang diberikan oleh perusahaan. Keberhasilan prestasi individu tersebut sangat berkaitan dengan kerja dalam kelompok karena individu bekerja dalam suatu organisasi pasti berhubungan langsung dengan kelompok.
  2. Efektivitas Kelompok. Prespektif ini menekankan pada kinerja yang dapat diberikan kelompok pekerja. Dalam konteks ini, individu juga sebagai ”team work” dimana ada suatu tugas yang harus dilakukan secara kelompok bukan perorangan. Besarnya efektivitas kelompok ini sangat bergantung pada partisipasi individu dan lazimnya hasil keefektivitasannya melebihi hasil sumbangan individual.
  3. Efektivitas Organisasi. Efektivitas organisasi pada dasarnya merupakan hasil efektivitas individu dan kelompok. Efektivitas ini dapat melebihi jumlah efektivitas individu dan kelompok artinya organisasi dapat memperoleh tingkat prestasi yang lebih tinggi bila daripada jumlah prestasi masing-masing bagian organisasi.

Hubungan antara ke tiga tingkatan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar ini menunjukkan: Dalam tingkatan tersebut terhadapat hubungan sebab-akibat yang saling mempengaruhi satu sama lain. Efektivitas kelompok tergantung pada efektivitas individu sedangkan efektivitas organisasi tergantung pada efektivitas individu dan kelompok. Dalam konteks ini, derajat prestasi antara tiga prespektif tersebut juga berbeda, dimana derajat prestasi efektivitas organisasi menduduki peringkat pertama yang kemudian disusul oleh efektivas kelompok dan individu. Tingkatan efektevitas ini sangat diperuhi dan mempengaruhi struktur organisasi.

3.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Struktur Organisasi
  1. Lingkungan
Lingkungan organisasi terdiri dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekautan yang berada diluar organisasi dan berpotensi mempengaruhi kinerja dan efektivitas organisasi. Pada umumnya lingkungan ini mencangkup pemasok, pelanggan, pesaing, badan pengaturan pemerintah, kelompok penekan publik, dan semacamnya. Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungan sebab lingkungan bersifat dinamis dan penuh dengan ketidakpastian, hal ini bisa menjadi masalah bagi organisasi yang dapat mengancam efektivitas organisasi dan salah satu cara mengurangi kertidakpastian ini melalui penyesuaian struktur organisasi. Ketidakpastian yang dimaksud meliputi 3 dimensi lingkungan organisasi manapun yaitu kapasitas yang menunjukkan sejauh mana lingkungan mendukung pertumbuhan organisasi, volatilitas yang menyulitkan management meramalkan secara tepat probabilitas pengambilan keputusan dan kompelesitas/tingkat kerumitan. Dimensi lingkungan pada tingkat kerumitan meliputi tingkat heterogenitas dan konsentrasi unsur-unsur lingkungan. Lingkungan sederhana bersifat homogen dan terkonsentrasi sehingga organisasi mudah untuk menentukan pesaing. Sedangkan lingkungan yang heterogenitas dan menyebar disebut dengan lingkungan yang kompleks. Maka dari itu, jelaslah bahwa ada hubungan antara lingkungan dan penyesuain struktur organisasi. Semakin langkah, dinamis dan kompleks suatu lingkungan maka stuktur organisasi juga harus semakin organik dan tinggi sebaliknya semakin stabil, dan sederhana suatu lingkungan maka strukur organisasi lebih bersifat mekanis. Penyesuain struktur dengan lingkungan ini semata-mata dilakukan untuk mencapai sasaran dan efektivitas organisasi.

  1. Teknologi.
 Istilah teknologi mengacu pada organisasi mengubah masukan menjadi keluaran. Teknologi ini dalam organisasi berfungsi sebagai proses perbaikan terus menerus, rekayasa ulang proses kerja dan alat penyesuaian massal terhadap kebutuhan sehingga memudahkan manager mengambil keputusan secara benar dan akurat.  Singkat kata Teknologi ini digunakan untuk membantu tugas-tugas organisasi. Maka dari itu, setiap organisasi pasti memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya keuangan, manusia dan fisik menjadi produk dan jasa. Yang membedakan penggunaan teknologi antara setiap organisasi terletak pada tingkat kerumitan. Maksudnya teknologi cendrung ke arah kegiatan yang rutin atau tidak rutin. Pada kegiatan rutin dicirikan oleh adanya operasi yang teromatisasi dan terbakukan. Sedangkan pada organisasi tidak rutin teknologi disesuaikan pada tingkat kebutuhan. Kegiatan rutin terkait dengan struktur yang lebih tinggi dan lebih dedepartementalisasi. Kerutinan dalam kontek ini berhubungan dengan adanya petunjuk aturan,jabatan, dan dikumentasi formal. Maka dari itu, jelas bahwa pada pengunaan teknologi harus disesuaikan dengan struktur organisasi. Misalnya, teknologi rutin hendaknya digunakan dalam organisasi dengan struktur sentralisasi dengan tingkat formalisasi rendah. Dalam konteks ini, dapat disimpulkan bahwa organisasi yang berstruktur tinggi untuk mencapai efektivitas memerlukan teknologi dalam tingkatan kerumitan yang juga tinggi. Sedangkan kegiatan tidak rutin yang lebih mengandalkan pengetahuan para spesialis lebih membutuhkan teknologi yang tingkat kerumitannya rendah.

4.      Pendekatan Efektivitas Organisasi.
  1. Pendekatan Tujuan
Organisasi pada lazimnya merupakan alat untuk mencapai tujuan.. Pendekatan ini menunjukkan bahwa organisasi itu diciptakan untuk mencapai tujuan tertentu, dimana hal ini dapat dicapai dengan bekerja secara rasional dan berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan ini dimaksudnya untuk mengevaluasi efektivitas organisasi dari segi pencapaian tujuan yang diterima umum secara luas. Evaluasi dimaksudkan agar dapat mengetahui kontribusi yang diberikan dalam usaha mencapai tujuan tersebut. Kekuatan dan kelemahan pendekatakatan ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
-          Kekuatan :
1.  Pendekatan ini memiliki kesederhanaan
2.  Pendekatan ini memiliki kejelasan dan pertimbangan


-          Kelemahan :
1. pencapaian tujuan tidak mudah diukur bagi organisasi yang tidak mempunyai produk keluaran (out-put) yang nyata.
2. setiap organisasi berusaha mencapai tujuan ganda, sering terjadi pencapaian tujuan yang satu mengahalangi pencapaian tujuan yang lain.
3. kemungkinan adanya satu perangkat tujuan ”formal” yang didukung oleh anggota organisasi, masih diragukan.
b. Pendekatan Sistem
Pendekatan ini menekankan pentingnya adaptasi tuntutan ekstern sebagai kriteria peneilain keefektifan. Dalam pendekatan ini, organisasi pada umumnya dianggap sebagai suatu elemet yang saling berhubungan dan saling bergantung dengan element lainnya. Melalui pendekatan ini dapat menentukan efektivitas yang bermanfaat bagi manager organisasi, baik yang mengelolah usaha bisnis maupun nonbisnis. Kekuatan dan pendekekatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
-          Kekuatan :
1.      Dapat mengetahui kepaduan organisasi
2.      Menguraikan prilku individu, kelompok dalam organisasi baik intern maupun ekstern.
-          Kelemahan :
1.      Para manager harus menghadapi aspek-aspek prilaku keorganisasian baik intern dan ekstern secara serempak
2.      Prosesnya kompels
  1. Pendekatan Multipel Konstituensi
Pendekatan teori ini mengemukakan bahwa organisasi dapat dikatakan efektif apabila dapat memenuhi tuntutan dari konstituensi yang terdapat dalam lingkungan organisasi. Pendekatan ini memandang organisasi secara berbeda, yaitu organisasi diasumsikan sebagai arena politik tempat kelompok-kelompok kepentingan yang bersaing untuk mengendalikan sumber daya. Dalam konteks ini, keefektifan organisasi menjadi sebuah penilaian keberhasilan suatu organisasi dalam memenuhi kebutuhan tuntutan konstitusi kritis (pihak pendukung eksistensi organisasi). Kekuatan dan kelemahan pendekatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
-     Kekuatan:
1.      Dapat diketahui kriteria yang khas
2.      Dapat mengetahui perbedaan-perbedaan kepentingan sehingga dapat disusun strategi dan prioritas kepentingan.
-     Kelemahan:
1.      Dalat praktek sulit memisahkan konstituensi strategis dari lingkungan yang lebih besar
2.      Adanya kesulitan dalam memperoleh informasi secara tepat
3.      Kepentingan dari berbagai pihak dominant coalition sehingga sangat mempengaruhi presepsinya.

  1. Kriteria Efektivitas Organisasi.
Konsep efektevitas orgnisasi bukan hanya disandarkan pada teori sistem, tetapi ditambahkan dengan konsep baru yaitu deminsi waktu. Dimensi waktu ini mengartikan organisasi sebagai element dari sistem yang lebih besar seperti lingkungan yang melalui waktu mengambil sumber-sumber, memprosesnya dan mengembalikannya kepada lingkungan. Maka dari itu efektivitas organisasi ditekankan pada pengetian kemampuan bertahan organisasi dalam melangsungkan kehidupannya dalam lingkungan yang lebih besar. Dalam konteks ini, tingkat efektivitas dinyatakan dalam kurun waktu:
1.      Jangka Pendek: kriteria untuk menunjukkan hasil tindakan yang mencangkup waktu satu tahun atau lebih.
2.      Jangka Menengah : Kreteria yang diterapkan yang digunakan untuk mengukur efektifatas individu, kelompok dan organisasi dalam kurun waktu yang lebih lama.
3.      Jangka Panjang : Kriteria untuk menilai waktu yang akan datang dan tidak terbatas.
            Dalam demensi waktu jangka pendek dan jangka menengah terdapat lima kriteria keefektifan organisasi yaitu:
1.      Produksi : Produksi mengambarkan kemampuan organisasi untuk menghasilan jumlah dan kualitas output organisasi yang sesuai dengan permintaan lingkungan. Konsep ini meniadakan setiap pertimbangan efesiensi, Ukuran produksi mencangkup laba, penjualan, market share, dsb.
2.       Efisiensi : Konsep ini lebih menekankan pada perbandingan antara input dan output. Ukuran efisiensi meliputi tingkat laba modal atau harta, biaya perunit, sisa dan pembuangan bahan, dsb.
3.       Kepuasan : konsep ini menekankan pada perhatian yang menguntungkan bagi anggota organisasi maupun pelanggan. Dengan kata lain organisasi harus mampu memberikan kepuasan dan kebutuhan para anggota dan pelanggannya. Ukuran kepuasan meliputi : sikap karyawan dan pelanggan, pengantian karyawan, keluhan, dsb.
4.       Adaptasi : lebih ditekankan pada pengertian kemampuan organisasi dalam menyingkapi perubahan intern ataupun ektern.  Ini lebih berhubungan dengan kemampuan management untuk menduga adanya suatu perubahan. Dalam hal ini, management dapat menerapkan kebijakan yang mendorong kesiapan menghadapi perubahan.
5.       Pengembangan:  pengembangan dilakukan sebagai bentuk usaha dalam meningkatkan kemampuan SDM melalui program-program training baik untuk tenaga management ataupun nonmanagemen. Kriteria ini digunakan untuk mengukur tanggung jawab organisasi dalam memperbesar kapasitas dan pontensinya untuk berkembang. Jadi Ukuran pengembangan meliputi peningkatan kemampuan SDM organisasi itu sendiri.
    :

Daftar Pustaka
1.      Stephen Robbins. 2006. Prilaku Organisasi (terjemahan), edisi kesepuluh, penerbit PT indeks.
2.      Fx Suwarto.1999.Prilaku Organisasian.Yogyakarta: Universitas Atmajaya.
3.      Freemont E.kast dan James E.Rosenzweig. 1985.Organisasi dan Management.

Sedikit tentang kepemimpinan :)


          Semua organisasi pastilah tidak terlepas dari apa yang dinamakan kepimpinan Kepemimpinan ini sebenarnya mengandung 2 konsep sekaligus, yaitu pemimpin dan kepemimpinan. Pemimpin lebih mengarah pada subjek dari suatu kepemimpinan sedangkan kepemimpinan merupakan cara yang dilakukan oleh pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi.  Dalam hal ini, kadang-kadang banyak orang yang beranggapan bahwa pemimpin dan seorang manager adalah dua hal sama, padahal dua hal tersebut merupakan sesuatu yang berbeda, meskipun pada dasarnya seorang pemimpin dan manager sama-sama mempunyai kekuatan yang kuat untuk mempengaruhi suatu keputusan. Namun, antara manager dan pemimpin mempunyai cara dan prioritas yang berbeda dalam kepimpinannya. Pemimpin atau leader dituntut harus melakukan yang benar dan diharuskan berorientasi pada efekivitas atau berhasil guna sehingga pemimpin lebih menekankan pada outuput yang dihasilkan dengan apa yang terjadi sedangkan manager lebih menekankan dengan melakukan dengan cara yang benar dan lebih memperioritaskan efisiensi dari pada efektivitas sehingga dalam benak manager lebih menekankan bagaimana mendapat output yang besar dengan input yang kecil..  Kepemimpinan  itu sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengambil suatu keputusan untuk memperangaruhi orang lain dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini,  Kepemimpinan berhubungan erat dengan teknologi informasi yang menjadi dasar pemrosesan data menjadi informasi yang relevan dan akurat untuk  pengambilan keputusan.  Seseorang pemimpin dalam kepemimpinannya pastilah akan menemui masalah, masalah merupakan konflik yang membutuhkan manajemen yang baik sehingga menghasilkan output yang berkualitas. Adapun problemnya adalah :
1.        Lingkungan yang dinamis, menuntut pemimpin peka terhadap perubahan tersebut  sehingga menjadi referensi dalam  dalam mengambil keputusan.
2.        Adanya perubahan system yang ditandai:
a. demokrasi representatif ke demokrasi langsung, konsekuensi logis dari hal ini adalah para pemimpin leboh berorientasi kebawah (masyarakat), masyarakat dianggap sesuatu yang berharga dimana diberikan kesempatan yang luas untuk menyalurkan opini dan kesempatan untuk menjadi pemimpin lebih luas,
b. konsep nasional menjadi konsep global
c. sistem hierarki menjadi sistem Networking ( Jonh Naisbit).

        Terbentuknya jiwa kepemimpinan dalam diri seseorang sebenarnya bisa diciptakan. Setiap individu di dunia ini memiliki kemmpuan untuk menjadi pemimpin tetapi tidak semua orang mampu menjadi seorang pemimpin. Kepimpinan bisa diciptakan melalaui Learning leadership, seorang pemimpin pun juga belum tentu mampu melaksanakan kepemimpinanya dengan baik, maka dari itu juga diperlukan develop personal leadership. Seorang pemimpin harus mampu Memahami Konsep Leadership Dan Management untuk mencapai Keberhasilan Yang Berkaitan Dengan Keduanya. Seorang pemimpin juga harus  mampu mengeidentifikasi tanggung jawab dan perannya dengan baik, sehingga idenya dapat diterima dan membentuk realitas linkungan lebih yang baik. Pemimpin harus mampu membangun persepsi bawahan untuk kearah yang lebih baik. Singkat kata, Seorang pemimpin dituntut menciptakan lingkungan yang menstimulir orang untuk mencapai sasaran bersama.  Maka dari itu tugas leadership menyangkut beberapa hal di bawah ini, yaitu :
a.      mengembangkan kepemimpinan pribadi
b.       memimpin dengan berkomunikasi
c.        mengenali potensi manusia.
d.      membangun kerja sama.
e.      membuat keputusan
f.         mengelolah konflik dan perubahan
Kedibilitas yang merupakan kemampuan dalam membangkitkan rasa kepercayaan juga menjadi point penting dan harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena kredibilitas refleksi dari kualitas diri seorang pemimpin yang dapat menumbuhkan kepercayaan bawahan. Maka dari itu para peniliti di Amerika menjelaskan bahwa ada  3 karakteristik kredebililitas yang mampu mempengaruhi massa besar yang disebut dengan kredibilitas universal, yang meliputi:
1.      Kejujuran. Kejujuran harus dimiliki oleh seorang pemimpin, bahkan ada pepatah bijak yang mengatakan bahwa kejujuran merupakan kunci keberhasilan. Dalam masyarakat rasional sekarang ini, kejujuran sangat mahal ditengah maraknya power reward (kekuatan uang) yang banyak digunakan oleh para pemimpin untuk mempengaruhi massanya terutama dalam dunia politik. Maka dari itu seharusnya para politikus2 tersebut harus bisa membangun dirinya sebagai mesin kredibilitas bukan mesin politik.
2.      Keberanian. Seorang pemimpin harus berani mengambil sikap dan mempertahankan sikap itu walaupun ancaman dan rintangan menghadang asalkan demi kepentingan bawahannya.
3.      Kreatifitas. Ditengah perubahan zaman yang tidak dapat diprediksikan ini, kreatifitas merupakan point penting dalam memyuguhkan inovasi demi keberlangsungan hidup organisasi/negara.

 Amate etzione seorang italian yang merupakan sosiologi organisasi menerangkan bahwa dalam menduduki kepemimpinan seorang pemimpin memiliki dua power yaitu:
1.      Impersonal power atau power keteladanan (referent power). Dengan memiliki keteladan tersebut para pemimpin mendapatkan dukungan besar dari para bawahannya, hal ini dikarenakan para bawahan tersebut berasumsi bahwa keteladanan refleksi dari kebaikan dan kemulian yang dapat membawa mereka pada perubahan positif, mereka juga menganggap keteladanan tidak dapat dibeli dan sangat mahal. Biasanya kekuatan ini muncul pada pemimpin yang memiliki karisma. Dengan Power ini pemimpin memiliki kekuatan ikatan yang kuat dengan bawahan. Biasanya power ini lebih banyak dimiliki oleh pemimpin-pemimpin informal seperti Kyai. Kyai merupakan tapal kuda kredebilitas yang banyak dikagumi dan disengani oleh massa sehingga apa yang menjadi tindakan dan perkataannya dengan mudah mendapatkan trust.
2.      Pozition Power. Pemimpin tidak mendapatkan dukungan dari bawahan tapi dukungan itu diperoleh dari kelompok-kelompok atas. Dalam konteks ini, pemimpin just diangap sebagai hand (kepala) yang menjalankan kepemimpinan bukan dikaui pemimpin. Tingkat formalistik pemimpin sangat sehingga power ini lebih sama dengan dengan power legelitimasi.

Dalam ha ini  berdasarkan terpilihnya kepemimpinan dibagi menjadi 2, yaitu :
a.        Kepemimpinan formal; pemimpin yang dipilih oleh sturktur organisasi ataupun lembaga-lembaga resmi lainnya sehingga apabila membuat suatu keputusan sangat dipengaruhi oleh struktur tersebut. Misalnya : Rektor, Manager. Hubungannya lebih impersonal dan bersifat intruksi, jadi anak buah ketika diberi intruksi tidak memiliki option lain selain mematuhi dan menjalankankan sehingga pola hubungan yang tercipta  kaku dan karyawan hanya bisa mengerundul dibelakang tanpa punya keberanian untuk mengintrupsi. Partisipasi anak buah merupakan suatu kewajiban yang telah tercantum dalam peraturan struktur.
b.        Kepemimpinan Informal : pemimpinan yang dipilih karena kepribadiaan yang dimilikinya seperti kharisma,jujur, dapat dipercaya, berpengalaman, cerdas, bijaksana dll. Misalnya: Kyai, tokoh masyarakt. Hubungan yang dipimpin dan yang dipimpin lebih lonngar dan lebih memungkinkan anak buah untuk berpartisipasi, hal ini dikarenakan pemimpin menganggap anak buah sebagai sesuatu yang berharga bukan seperti mesin.

Jadi berdasarkan klasifikasi kepemimpinan diatas, kepemimpinan bukan hanya dalam konteks struktur namun juga bisa lembaga-lemabaga non formal.  Pemimpin formal bisa jadi menduduki kursi kepmimpinan, namun bukan berarti di menjalankan fungsi kepemimpinan. Artinya pemimpin formal yang ditunjuk struktur beranggapan dia hanya bertanggungjawab terhadap strukur yang memilihnya tanpa menghiraukan kepentingan anak buah/karyawan sehingga partisipasi karyawan sangat sedikit dan hal ini tentunya akan menganggu/menghambat kerja sama antara keduanya yang akhirnya tujuan organisasi tidak akan tercapai. Apabila Hal ini terjadi maka fungsi kepemimpinan tidak berarti dimana kepempinan berfungsi menciptkan hubungan kerjasama untuk kegiatan yang terarah guna mencapai tujuan organisasi.   Namun meskipun demikian, tidak berarti seorang pemimpin harus selalu memperhatikan semua kepentingan karyawan, pemimpin harus tegas dan cerdas dalam memgambil keputusan mengenai prioritas kepentingan karyawan yang yang bisa memberikan manfaat bagi organisasi bukan kepentingan yang malah merugikan oragnisasi.
Suatu lingkungan ataupun lembaga dapat dikatakan berada dalam konteks kepemimpinan apabila memiliki unsur berikut ini:
1.   harus ada yang dipimpin
2.   harus ada yang memimpin
3.    harus ada kegiatan untuk mengerakkan orang lain dengan cara mempengaruhi pikiran, perasaan dan tindakan yang dipimpin. Tersentuhnya Pikiran dan emosi seseorang yang dipimpin merupakan kunci utama yang harus ditembak oelh pemimpin untuk dapat menjalankan kepemimpinannya tekait dengan terlaksanya keputusan.
4.        Ada tujuan yang hendak dicapai, baik yang dirumuskan secara sistematis ataupun sementara. Dalam kontek ini, tujuan yang dirumuskan dalam jangka waktu sementara biasanya merupakan konsekuensi logis dari adanya keputusan sistematis.
5.        Berlangsung dalam suatu lingkup baik organisasi ataupun luar organisasi secara gradual dan terus menerus.

              Ketika seseorang manjadi seorang pemimpin seharusnya ada prilaku yang diubah untuk mampu mempengaruhi pikiran,emosi seseorang yang dipimpin agar tercipta kerjasama yang harmonis yang berkosekuensi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Adapun prilaku tersebut adalah:
1.        Mulailah dengan pujian dan apresiasi yang tulus. Pada hakekatnya manusai ditakdiran dengan sifat arogant,totaliter,egois maka dari itu prilaku semacam ini sangat membantu mengurangi sifat2 tersebut apalagi orang yang memiliki sifat tersebut biasanya sangat sulit untuk memuji. Meskipun demikian sifat2 tersebut merupakan sifat yang harus tetap dimilki oleh seorang pemimpin tetapi tentunya disesuaikan dengan  keputusan yang akan diambil.
2.        Tunjuk kesalahan tidak langsung. Contoh kasus : kisah Husein dan hasan cucu Nabi Muhammad saw yang menegur seorang kakek2 yang salah melakukan wudhu’ dengan cara tidak seperti menggurui, merereka menggunakan caranya sendiri yaitu dengan bertengkar untuk memberitahukan kesalahan tersebut secara tidak tersirat.
3.        Akui kesalahan diri sendiri sebelum menyalahkan orang lain
4.        Selamatkanlah muka orang lain
5.        Ajukan pertanyaan sebagai ganti pernyataan langsung
6.        Pujilah setiap kemajuan betapapun kecilnya
7.        beri reputasi tinggi untuk dicapai
8.        beri semangat untuk mempebaiki kesalahan orang lain
9.        Buatlah orang lain senang terhadap yang diusulkan.



Rabu, 22 Februari 2012

Contoh Daftar isi pada skripsi kuantitatif :)

                 Banyak dianatara mahasiswa yang masih bingung dengan format daftar isi pada skripsi. Aku juga ketika menyusun skirpsi di warnai kebinggungan dalam menulis daftar isi. Tapi di sini, akan mencoba memberikan contoh format daftar isi dalam skripsi yang runtun sehingga memudahkan penyampaian isi dari hasil skripsi. Namun daftar isi ni lebih merujuka pada penelitian yang bertipe kuantitatif :)


Halaman Judul......................................................................................................     i
Halaman Pernyataan Tidak Plagiat......................................................................        ii
Halaman Judul Dalam..........................................................................................       iii
Halaman Persembahan.........................................................................................      iv
Halaman Persetujuan Pembimbing......................................................................         v
Halaman Pegesahan.............................................................................................       vi
Abstrak.................................................................................................................     vii
Abstract................................................................................................................     viii
Kata Pengantar.....................................................................................................      ix  
Ucapan Terima Kasih...........................................................................................       xi
Halaman Motto....................................................................................................       xiv
Daftar Isi...............................................................................................................      xv
Daftar Tabel..........................................................................................................      xviii
Daftar Gambar......................................................................................................       xx
Daftar Grafik......................................................................................................         xxi

BAB I PENDAHULUAN
I.1.       Latar Belakang Masalah.......................................................................... I-1
I.2.       Rumusan Masalah.......................................................................................           
I.3.       Tujuan Penelitian ........................................................................................           
I.4.       Manfaat Penelitian.......................................................................................            
I.5.       Tinjauan Pustaka.........................................................................................           
I.5.1.     variabel I............................................................................................         
I.5.1.1. Pengertian Variabel I
I.5.1.2. Dimensi/Indikator Variabel I.................................. .........               
I.5.1.2.1  Indikator I.......................................................               
I.5.1.2.2. Indikator II........................................................          
I.5.1.2.3. Indikator III.......................................................         
I.5.2.       Variabel II .................................................................................              
I.5.2.1 Pengertian Variabel II..........................................................         
I.5.2.2 Dimensi/ Indikator II.......................................................            
I.5.2.2.1. Indikator I......................................................                   
I.5.2.2.2. Indikator II...........................................                      
I.5.2.2.3. Indikator II..................................................              
I.5.3.       Variabel III...............................................................            
I.5.3.1. Pengertian Variabel III............................................         
I.5.3.2. Indikator Variabel III ...................................                        
I.5.3.2.1   Indikator I.........................................................                
I.5.3.2.2   Indikator II........................................................                
I.5.3.2.3   Indikator III........................................................              
I.5.5.       Hubungan Variabel I dan II.......................................                                    
I.5.6.       Hubungan Variabel I dan III....................................................                       
I.5.7.       Hubungan  Variabel II dan III..........................................................      
I.5.8.        Hasil Penelitian Terdahulu..................................................                
I.6.       Perumusan Hipotesis...................................................................................              
I.7.       Definisi dan Kerangka Konsep....................................................................             
I.7.1         Definisi Konsep...............................................................................             
I.7.2         Kerangka Konsep............................................................................            
I.8.       Definisi Operasional....................................................................................              
I.9.       Metode Penelitian........................................................................................             
I.9.1         Tipe Penelitian.................................................................................             
I.9.2         Lokasi Penelitian.............................................................................              
I.9.3         Populasi dan Sampel......................................................................               
I.9.4         Teknik Pengumpulan Data .............................................................               
I.9.5         Validitas dan Reabilitas...................................................................               
I.9.6     Teknik Analisa Data........................................................................              

Bab II Gambaran Umum Kajian Penelitian ( meliputi : diskripsi geografi dan demogafi 
wilayahyang kita teliti, data-data sekunder yang kita peroleh di lapangan, dll yang
 mempunyai kaitan dengan penelitian).....................................................................   II

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA 
III.1   Penyajian Data ( mrpk penyajian dalam bentuk tabel menurut data dilapangan).............................................................................................III 
III.1.1. Penyajian Data Berdasarkan Identitas Responden..........................               
III.1.2. Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Penelitian.............................                 
III.1.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel I.......................                                                                 
III.1.2.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel II............................              
III.1.2.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel III.........................               
III.1.3. Penyajian Data Berdasarkan Variabel Penelitian............................                
III.1.3.1   Diskripsi Variabel Y/III........................                                        
III.1.3.1.1. Indikator I...................................................               
III.1.3.1.2. Indikator II.................................................         
III.1.3.1.3. Indikator III..................................................            
III.1.3.2. Diskripsi Variabel X1/ 1                                                                                                                                                                                                     III.1.3.2.1 Indikator I............................
III.1.3.2.1. Indikator II......................................             
III.1.3.2.2. Indikattor III     
III.1.3.3. Diskripsi Variabel X2......................... ............           
III.1.3.3.1.       Indikator I .....................................................      
III.1.3.3.2.     Indikator II.........................................            
III.1.3.3.3.        Indikator III ..................................................           
III.1.3.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Per Variabel melalui Tabulasi Silang.................................................................                        
III.2   Analisis Data............................................................................................... III-
III.2.1   Uji Asumsi Klasik...........................................................................             
III.2.1.1. Uji Normalitas..................................................................            
III.2.1.2. Uji Multikolonearitas.......................................................             
III.2.1.3. Uji Heteroskedastisitas.....................................................            
III.2.1.4. Uji Linearitas....................................................................          
III.2.2   Korelasi Parsial................................................................................           
III.2.2.1   Korelasi X1 dengan Y, bila X2 Dikontrol.........................           
III.2.2.2   Korelasi X2 dengan Y,  bila X1 Dikontrol........................            
III.2.3. Analisis Hasil Regresi Berganda.....................................................            
III.2.3.1. Uji Pengaruh Stimulan  (F) untuk Pembuktikan Hipotesis Pertama.............................................................                            
III.2.3.2. Uji Pengaruh Parsial  (t test) untuk  Pembuktikan Hipotesa ke Dua dan ke Tiga...........................................                                                 
III.2.3.3. Uji Koefisien Determinasi................................................          

BAB IV  INTERPRETASI  DATA ( meruapakan penjelasan mengenai hubungan anatara  keseuaian teori dan data tang ditemukan dilapangan)............................................................ IV-1

BAB V PENUTUP
V.1.          Kesimpulan......................................................................................V-
V.2.          Saran................................................................................................V-
V.3.          Implikasi Terhadap Ilmu Pengetahuan............................................    V-
V.4.          Kelemahan Penelitian......................................................................   V-

Daftar Pustaka...................................................................................................... xxii
Lampiran