"Allah", "Allah", "Allah" adalah kata yang sangat indah, sebutan yang tak pernah jemu untuk diucapkan, sebutan yang sekiranya sudah tertancap keras di hati. Pengucapan satu kali "Allah " sudah mampu mengusir kegalauan hati, seketika dengan mengahadirkan namaNya dalam pikiran, secercah ide keluar memotivasi semua pengharapan untuk segera diwujudkan. Allah begitu baiknya dengan kita, sudah sepantasnya, setiap detik,, selalu memanggil namaNYA. Begitu banyak nikmat yang Dia berikan, setiap hirupan nafas adalah karuniaNya. Apa yang kita millikisekarang, berasal dari Dirinya. Apa yang kita usahakan adalah dariNya. Manusia hanyalah makluk lemah yang tidakk tahu diri, harapan demi harapan dipenuhi oleh Allah, tapi kedustaan dan keingkaran selalu diperbuatnya, entah karena kehilafan ataupun kesengajaan. Namun, meskipun begitu, Allah selalu mengharapkan kedatannya, Allah selalu membuka pintu maafnya, Dia tidak pernah membenci kita, Dia selalu menyanyangi kita. Pintu Ampunan tidak pernah tertutup bagi siapa saja yang ingin bertobat. Bandingkan dengan manusia, manusia yang sedikit saja merasa dirinya sudah pernah memberikan sesuatu untuk orang lain, dia sudah merasa orang hebat, dan dia akan merasa terusik ataupun ada perasaan mengunjal jika orang yang pernah dia tolong tidak memperdulikan atau memperhatikannya. Dalam diri manusia tersebut pastilah ada perasaan dendam dan marah ketika hal itu terjadi. Tapi Allah tidak demikian, Dia sangat baik, Dia tidak akan pernah meninggalkan hamba-hambaNya, walaupun hambaNya itu sering kali melupakannya. Dia akan selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya. Sudah sepantasnya semua tujuan dan harapan ditumpukan kepadaNya. Semua Berada dalam genggamannya, semua Dia atur dengan sempurna dan porporsional, sudah selayaknya kita menjadikan Dia penolong satu-satunya, Hanya kepadaNya kita menyembah dan hanya kepadaNya lah kita minta pertolongan. Ridha Allah jadikan prioritas di atas segala-galanya. Dengan tetap berada di jalanNya dan terus berpengang teguh pada Al-qur'an dan As-sunahlah kita dapat mendapatkan Ridha Allah. Caaperlaah ( cari perhatian ) dengan Allah, rayulah dia dengan shalat dan terus menyebut namanya, Mintalah dengan tulus iklhlas, menangislah dan lemahlah di hadapanNya. Allah adalah yang kita butuhkan, Allah yang menjadi tumpuan hidup kita, kita tidak akan bisa tanpaNya. :)
Selasa, 28 Februari 2012
Senin, 27 Februari 2012
Setitik Cahaya
Di kala semua terasa hambar untuk dinikmati
Lidah tak lagi berfungsi
Mulut enggan mengunyah
Tenggorokan terasa sulit tuk menelan
Anggota badan terasa kaku
Semua pikiran hanya tertuju pada satu titik
Titik cahaya dalam kegelapan
Di saat Sinar matahari terlalu tinggi tuk digapai
Cahaya hanya bertaut bintang
Cahaya pantulan bulan
Berbuah cahaya kegirangan
Cahaya yang mampu membalikkan semua
Membalikan asa dan harapan ke tempat semula
Jika lah memang ini harus terjadi
Taburilah keihlasan dalam hati
Kuatkan hati agar kesabaran menghuni dalam sanubari
Cahaya harapan tidak mungkin akan meninggalkan
Kejarlah dia
Ranggkuhlah dia
Jangan hentikan langkah
Teruslah berjalan
Teruslah berharap
Bisikan padanya bahwa hati membutuhkannya
Cahaya itu selamanya tidak akan bersembunyi lagi
Cahaya itu akan menghampiri
Menerangi kehidupan
Tidak akan pernah padam
walaupun dihapus masa
Lidah tak lagi berfungsi
Mulut enggan mengunyah
Tenggorokan terasa sulit tuk menelan
Anggota badan terasa kaku
Semua pikiran hanya tertuju pada satu titik
Titik cahaya dalam kegelapan
Di saat Sinar matahari terlalu tinggi tuk digapai
Cahaya hanya bertaut bintang
Cahaya pantulan bulan
Berbuah cahaya kegirangan
Cahaya yang mampu membalikkan semua
Membalikan asa dan harapan ke tempat semula
Jika lah memang ini harus terjadi
Taburilah keihlasan dalam hati
Kuatkan hati agar kesabaran menghuni dalam sanubari
Cahaya harapan tidak mungkin akan meninggalkan
Kejarlah dia
Ranggkuhlah dia
Jangan hentikan langkah
Teruslah berjalan
Teruslah berharap
Bisikan padanya bahwa hati membutuhkannya
Cahaya itu selamanya tidak akan bersembunyi lagi
Cahaya itu akan menghampiri
Menerangi kehidupan
Tidak akan pernah padam
walaupun dihapus masa
Tips adaptasi dgn lingkungan kerja yang baru:)
Apa yang anda pikirkan ketika pertama kali kerja?? rasa santai atau grogi atau takutkah yang lebih mendominan di hati anda? Sebagian besar pasti orang banyak yang memilih option yang ke dua yaitu rasa grogi, grogi ini lebih mengarah pada perasaan was-was atau takut jika pekerjaan dan lingkungan kerja tidak sesuai dengan yang kita inginkan. ketakutan yang utama itu sebenarnya adalah musuh anda. Anggaplah semua akan berjalan dengan keadaan baik-baik saja, timbulkan rasa optimis yang tinggi pada diri anda bahwa semua akan baik- baik saja, tidak perlu khawatir yang berlebihan karena itu yang akan membuat jalan anda terhambat. Biarkanlah semua berjalan seperti air mengalir, jangan terlalu menduga-duga hal yang tidak pasti, bangunlah presepsi positif untuk membangun realita yang kita harapkan. Apa pun yang terjadi, apa pun yang kita jumpai jangan tetaplah memilki presepsi yang positif, ingat presepsi kita ada realita kita. Bertindaklah sewajarnya, jangan terlalu fokus pada orang lain akan menyukai anda, biarlah waktu yang akan mendekatkan anda ke lingkungan, tapi bukan berarti anda harus menjadi orang yang pasif dan menunggu orang lain, anda harus aktif dan jangan takut untuk memulai suatu omongan atau tindakan. Anda harus mampu beradaptasi dengan cara mampu menekan ego, anda harus lebih "care", tapi ini bukan berarti anda harus kehilangan jati diri. Membangun suatu lingkungan yang kondusif adalah salah satu manajemen tingkah laku kita, anda harus memposisikan bahwa anda memang orang baru yang haus akan informasi, jangan sungkan atau malu untuk bertanya mengenai hal-hal yang menyangkut pekerjaan anda. Di samping itu, bangunlahh jiwa yang sopan dan berkomitmen, hargai orang lain jika anda juga ingin dihargai orang lain. Gantungkan semua harapan dan mimpi-mimpiku dalam benak anda, bulatkan tekad dan besarkan motivasi bahwa anda bisa melalui itu semua. Berdoa'lah kepada Yang mengatur kehidupan, mintalah kemudahan dan kelancaran dalam tugas dan pekerjaan anda yang baru, karena hanya Dia-lah yang mampu menolong dan menyukseskan apa yang kita rencanakan...selamat mencoba, semoga kesuksesan :)
Kamis, 23 Februari 2012
Sedikit tentang efektivitas organisasi:)
- Pengertian Efektivitas Struktur Organisasi
a. Keefektivitas berasal dari kata efektif
yang artinya
i.
Ada
efeknya
ii.
Penggunaan
metode atau cara dalam mencapai hasil yang optimal
Ø Menurut Para ahli
iii.
Gibson,
James L.,Ivancevich,Jonh M.,Donnelly : keefektifan adalah penilaian yang dibuat
sehubungan dengan prestasi Individu, kelompok, dan organisasi. Makin dekat
prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan, maka makin lebih efektif
dalam menilai mereka.
Ø Dari sudut pandang Prilaku organisasi,
efektivitas dapat diidentifikasikan dalam tiga tingkatan analisis yaitu
Individu, kelompok, dan organisasi. Ketiga tingkatan ini sangat penting dan
harus dipahami oleh semua organisasi.
Ø Efektivitas struktur organisasi merupakan
efektivitas organisasi yang berhubungan dengan pembagian, pengelompokan dan
pengkoordinasiaan tugas pekerjaan secara formal guna mencapai tujuan
organisasi. Dalam hal ini, struktur organisasi antara satu sama lain berbeda,
sehingga efektifitasnya pun berbeda. Perbedaan stuktur ini dikarenakan tiap
organisasi mempunyai desaign model yang berbeda. Ada model struktur mekanistik
yang mempunyai departementalisasi secara besar-besaran, formalisasi tinggi,
jaringan informasi terbatas, dan sentralistis. Ada juga model struktur organik
yang mempunyai struktur yang datar, menggunakan tim lintas hierarki dan
fungsional, formalitas rendah, jaringan informasi yang menyeluruh dan
bergantung pada partisipasi pengambilan keputusan. Pemilihan model stuktur ini
merupakan cara yang dapat membantu organisasi dalam mencapai sasaran dan
efektivitas organisasi.
2.
Hubungan efektivitas Individu, kelompok
dan Organisasi
- Efektivitas
Individu. Pada prespektif ini menekankan pada pelaksaaan tugas-tugas dan
tanggungjawab individu sebagai pekerja dari suatu organisasi. Dalam hal ini, manager secara rutin
melaksanakan penilaian terhadap efektivitas individu melalui evaluasi
prestasi yang bisa dijadikan naik untuk kenaikan gaji,pangkat serta
imbalan lain yang diberikan oleh perusahaan. Keberhasilan prestasi
individu tersebut sangat berkaitan dengan kerja dalam kelompok karena
individu bekerja dalam suatu organisasi pasti berhubungan langsung dengan
kelompok.
- Efektivitas
Kelompok. Prespektif ini menekankan pada kinerja yang dapat diberikan
kelompok pekerja. Dalam konteks ini, individu juga sebagai ”team work”
dimana ada suatu tugas yang harus dilakukan secara kelompok bukan
perorangan. Besarnya efektivitas kelompok ini sangat bergantung pada
partisipasi individu dan lazimnya hasil keefektivitasannya melebihi hasil
sumbangan individual.
- Efektivitas
Organisasi. Efektivitas organisasi pada dasarnya merupakan hasil
efektivitas individu dan kelompok. Efektivitas ini dapat melebihi jumlah
efektivitas individu dan kelompok artinya organisasi dapat memperoleh
tingkat prestasi yang lebih tinggi bila daripada jumlah prestasi
masing-masing bagian organisasi.
Hubungan antara ke tiga tingkatan ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
![](file:///C:/DOCUME~1/IIS/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Gambar ini menunjukkan: Dalam tingkatan tersebut
terhadapat hubungan sebab-akibat yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Efektivitas kelompok tergantung pada efektivitas individu sedangkan efektivitas
organisasi tergantung pada efektivitas individu dan kelompok. Dalam konteks
ini, derajat prestasi antara tiga prespektif tersebut juga berbeda, dimana
derajat prestasi efektivitas organisasi menduduki peringkat pertama yang
kemudian disusul oleh efektivas kelompok dan individu. Tingkatan efektevitas
ini sangat diperuhi dan mempengaruhi struktur organisasi.
3.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Efektivitas Struktur Organisasi
- Lingkungan
Lingkungan
organisasi terdiri dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekautan yang berada
diluar organisasi dan berpotensi mempengaruhi kinerja dan efektivitas
organisasi. Pada umumnya lingkungan ini mencangkup pemasok, pelanggan, pesaing,
badan pengaturan pemerintah, kelompok penekan publik, dan semacamnya. Struktur organisasi
dipengaruhi oleh lingkungan sebab lingkungan bersifat dinamis dan penuh dengan
ketidakpastian, hal ini bisa menjadi masalah bagi organisasi yang dapat
mengancam efektivitas organisasi dan salah satu cara mengurangi kertidakpastian
ini melalui penyesuaian struktur organisasi. Ketidakpastian yang dimaksud
meliputi 3 dimensi lingkungan organisasi manapun yaitu kapasitas yang
menunjukkan sejauh mana lingkungan mendukung pertumbuhan organisasi,
volatilitas yang menyulitkan management meramalkan secara tepat probabilitas
pengambilan keputusan dan kompelesitas/tingkat kerumitan. Dimensi lingkungan
pada tingkat kerumitan meliputi tingkat heterogenitas dan konsentrasi
unsur-unsur lingkungan. Lingkungan sederhana bersifat homogen dan terkonsentrasi
sehingga organisasi mudah untuk menentukan pesaing. Sedangkan lingkungan yang
heterogenitas dan menyebar disebut dengan lingkungan yang kompleks. Maka dari
itu, jelaslah bahwa ada hubungan antara lingkungan dan penyesuain struktur
organisasi. Semakin langkah, dinamis dan kompleks suatu lingkungan maka stuktur
organisasi juga harus semakin organik dan tinggi sebaliknya semakin stabil, dan
sederhana suatu lingkungan maka strukur organisasi lebih bersifat mekanis.
Penyesuain struktur dengan lingkungan ini semata-mata dilakukan untuk mencapai
sasaran dan efektivitas organisasi.
- Teknologi.
Istilah teknologi mengacu pada organisasi
mengubah masukan menjadi keluaran. Teknologi ini dalam organisasi berfungsi sebagai proses perbaikan terus menerus, rekayasa ulang proses kerja
dan alat penyesuaian massal terhadap kebutuhan sehingga memudahkan manager
mengambil keputusan secara benar dan akurat. Singkat kata Teknologi ini digunakan untuk
membantu tugas-tugas organisasi. Maka dari itu, setiap organisasi pasti
memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya keuangan, manusia dan fisik
menjadi produk dan jasa. Yang membedakan penggunaan teknologi antara setiap
organisasi terletak pada tingkat kerumitan. Maksudnya teknologi cendrung ke
arah kegiatan yang rutin atau tidak rutin. Pada kegiatan rutin dicirikan oleh
adanya operasi yang teromatisasi dan terbakukan. Sedangkan pada organisasi
tidak rutin teknologi disesuaikan pada tingkat kebutuhan. Kegiatan rutin terkait dengan struktur yang lebih
tinggi dan lebih dedepartementalisasi. Kerutinan dalam kontek ini berhubungan
dengan adanya petunjuk aturan,jabatan, dan dikumentasi formal. Maka dari itu,
jelas bahwa pada pengunaan teknologi harus disesuaikan dengan struktur
organisasi. Misalnya, teknologi rutin hendaknya digunakan dalam organisasi
dengan struktur sentralisasi dengan tingkat formalisasi rendah. Dalam konteks
ini, dapat disimpulkan bahwa organisasi yang berstruktur tinggi untuk mencapai
efektivitas memerlukan teknologi dalam tingkatan kerumitan yang juga tinggi.
Sedangkan kegiatan tidak rutin yang lebih mengandalkan pengetahuan para
spesialis lebih membutuhkan teknologi yang tingkat kerumitannya rendah.
4.
Pendekatan Efektivitas Organisasi.
- Pendekatan Tujuan
Organisasi pada lazimnya
merupakan alat untuk mencapai tujuan.. Pendekatan ini menunjukkan bahwa
organisasi itu diciptakan untuk mencapai tujuan tertentu, dimana hal ini dapat
dicapai dengan bekerja secara rasional dan berusaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pendekatan ini dimaksudnya untuk mengevaluasi efektivitas
organisasi dari segi pencapaian tujuan yang diterima umum secara luas. Evaluasi
dimaksudkan agar dapat mengetahui kontribusi yang diberikan dalam usaha
mencapai tujuan tersebut. Kekuatan dan kelemahan pendekatakatan ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
-
Kekuatan
:
1. Pendekatan ini memiliki kesederhanaan
2. Pendekatan ini memiliki kejelasan dan
pertimbangan
-
Kelemahan
:
1. pencapaian tujuan tidak
mudah diukur bagi organisasi yang tidak mempunyai produk keluaran (out-put)
yang nyata.
2. setiap organisasi berusaha
mencapai tujuan ganda, sering terjadi pencapaian tujuan yang satu mengahalangi
pencapaian tujuan yang lain.
3. kemungkinan adanya satu
perangkat tujuan ”formal” yang didukung oleh anggota organisasi, masih
diragukan.
b. Pendekatan Sistem
Pendekatan ini menekankan
pentingnya adaptasi tuntutan ekstern sebagai kriteria peneilain keefektifan. Dalam pendekatan ini, organisasi pada
umumnya dianggap sebagai suatu elemet yang saling berhubungan dan saling
bergantung dengan element lainnya. Melalui pendekatan ini dapat menentukan
efektivitas yang bermanfaat bagi manager organisasi, baik yang mengelolah usaha
bisnis maupun nonbisnis. Kekuatan
dan pendekekatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
-
Kekuatan
:
1. Dapat mengetahui kepaduan organisasi
2. Menguraikan prilku individu, kelompok
dalam organisasi baik intern maupun ekstern.
-
Kelemahan
:
1. Para manager harus menghadapi aspek-aspek
prilaku keorganisasian baik intern dan ekstern secara serempak
2. Prosesnya kompels
- Pendekatan Multipel Konstituensi
Pendekatan teori ini
mengemukakan bahwa organisasi dapat dikatakan efektif apabila dapat memenuhi
tuntutan dari konstituensi yang terdapat dalam lingkungan organisasi.
Pendekatan ini memandang organisasi secara berbeda, yaitu organisasi
diasumsikan sebagai arena politik tempat kelompok-kelompok kepentingan yang
bersaing untuk mengendalikan sumber daya. Dalam konteks ini, keefektifan
organisasi menjadi sebuah penilaian keberhasilan suatu organisasi dalam
memenuhi kebutuhan tuntutan konstitusi kritis (pihak pendukung eksistensi
organisasi). Kekuatan dan kelemahan pendekatan ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
- Kekuatan:
1. Dapat diketahui kriteria yang khas
2. Dapat mengetahui perbedaan-perbedaan
kepentingan sehingga dapat disusun strategi dan prioritas kepentingan.
- Kelemahan:
1. Dalat praktek sulit memisahkan
konstituensi strategis dari lingkungan yang lebih besar
2. Adanya kesulitan dalam memperoleh
informasi secara tepat
3. Kepentingan dari berbagai pihak dominant
coalition sehingga sangat mempengaruhi presepsinya.
- Kriteria Efektivitas Organisasi.
Konsep efektevitas orgnisasi
bukan hanya disandarkan pada teori sistem, tetapi ditambahkan dengan konsep
baru yaitu deminsi waktu. Dimensi waktu ini mengartikan organisasi sebagai
element dari sistem yang lebih besar seperti lingkungan yang melalui waktu
mengambil sumber-sumber, memprosesnya dan mengembalikannya kepada lingkungan.
Maka dari itu efektivitas organisasi ditekankan pada pengetian kemampuan
bertahan organisasi dalam melangsungkan kehidupannya dalam lingkungan yang
lebih besar. Dalam konteks ini, tingkat efektivitas dinyatakan dalam kurun
waktu:
1. Jangka Pendek: kriteria untuk menunjukkan
hasil tindakan yang mencangkup waktu satu tahun atau lebih.
2. Jangka Menengah : Kreteria yang diterapkan
yang digunakan untuk mengukur efektifatas individu, kelompok dan organisasi
dalam kurun waktu yang lebih lama.
3. Jangka Panjang : Kriteria untuk menilai
waktu yang akan datang dan tidak terbatas.
Dalam
demensi waktu jangka pendek dan jangka menengah terdapat lima kriteria keefektifan
organisasi yaitu:
1. Produksi : Produksi mengambarkan kemampuan
organisasi untuk menghasilan jumlah dan kualitas output organisasi yang sesuai
dengan permintaan lingkungan. Konsep ini meniadakan setiap pertimbangan efesiensi,
Ukuran produksi mencangkup laba, penjualan, market share, dsb.
2. Efisiensi : Konsep ini lebih menekankan pada
perbandingan antara input dan output. Ukuran efisiensi meliputi tingkat laba
modal atau harta, biaya perunit, sisa dan pembuangan bahan, dsb.
3. Kepuasan : konsep ini menekankan pada
perhatian yang menguntungkan bagi anggota organisasi maupun pelanggan. Dengan
kata lain organisasi harus mampu memberikan kepuasan dan kebutuhan para anggota
dan pelanggannya. Ukuran kepuasan meliputi : sikap karyawan dan pelanggan,
pengantian karyawan, keluhan, dsb.
4. Adaptasi : lebih ditekankan pada pengertian
kemampuan organisasi dalam menyingkapi perubahan intern ataupun ektern. Ini lebih berhubungan dengan kemampuan
management untuk menduga adanya suatu perubahan. Dalam hal ini, management
dapat menerapkan kebijakan yang mendorong kesiapan menghadapi perubahan.
5. Pengembangan:
pengembangan dilakukan sebagai bentuk usaha dalam meningkatkan kemampuan
SDM melalui program-program training baik untuk tenaga management ataupun
nonmanagemen. Kriteria ini
digunakan untuk mengukur tanggung jawab organisasi dalam memperbesar kapasitas
dan pontensinya untuk berkembang. Jadi Ukuran pengembangan meliputi peningkatan kemampuan SDM organisasi itu
sendiri.
:
Daftar Pustaka
1.
Stephen Robbins. 2006. Prilaku Organisasi
(terjemahan), edisi kesepuluh, penerbit PT indeks.
2.
Fx Suwarto.1999.Prilaku
Organisasian.Yogyakarta: Universitas Atmajaya.
3.
Freemont E.kast dan James E.Rosenzweig. 1985.Organisasi dan
Management.
Sedikit tentang kepemimpinan :)
Semua organisasi pastilah tidak
terlepas dari apa yang dinamakan kepimpinan Kepemimpinan ini sebenarnya
mengandung 2 konsep sekaligus, yaitu pemimpin dan kepemimpinan. Pemimpin lebih
mengarah pada subjek dari suatu kepemimpinan sedangkan kepemimpinan merupakan
cara yang dilakukan oleh pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam
hal ini, kadang-kadang banyak orang yang beranggapan bahwa pemimpin dan seorang
manager adalah dua hal sama, padahal dua hal tersebut merupakan sesuatu yang
berbeda, meskipun pada dasarnya seorang pemimpin dan manager sama-sama
mempunyai kekuatan yang kuat untuk mempengaruhi suatu keputusan. Namun, antara
manager dan pemimpin mempunyai cara dan prioritas yang berbeda dalam
kepimpinannya. Pemimpin atau leader dituntut harus melakukan yang benar dan
diharuskan berorientasi pada efekivitas atau berhasil guna sehingga pemimpin
lebih menekankan pada outuput yang dihasilkan dengan apa yang terjadi sedangkan
manager lebih menekankan dengan melakukan dengan cara yang benar dan lebih memperioritaskan
efisiensi dari pada efektivitas sehingga dalam benak manager lebih menekankan
bagaimana mendapat output yang besar dengan input yang kecil.. Kepemimpinan
itu sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang dalam mengambil suatu keputusan untuk memperangaruhi orang lain dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini, Kepemimpinan
berhubungan erat dengan teknologi informasi yang menjadi dasar pemrosesan data
menjadi informasi yang relevan dan akurat untuk pengambilan
keputusan. Seseorang pemimpin dalam kepemimpinannya pastilah akan
menemui masalah, masalah merupakan konflik yang membutuhkan manajemen yang baik
sehingga menghasilkan output yang berkualitas. Adapun problemnya adalah :
1. Lingkungan yang dinamis, menuntut
pemimpin peka terhadap perubahan tersebut sehingga menjadi referensi dalam dalam mengambil keputusan.
2. Adanya perubahan system yang ditandai:
a. demokrasi representatif ke demokrasi langsung,
konsekuensi logis dari hal ini adalah para pemimpin leboh berorientasi kebawah
(masyarakat), masyarakat dianggap sesuatu yang berharga dimana diberikan
kesempatan yang luas untuk menyalurkan opini dan kesempatan untuk menjadi
pemimpin lebih luas,
b. konsep nasional menjadi konsep global
c. sistem hierarki menjadi sistem Networking ( Jonh Naisbit).
Terbentuknya jiwa
kepemimpinan dalam diri seseorang sebenarnya bisa diciptakan. Setiap
individu di dunia ini memiliki kemmpuan untuk menjadi pemimpin tetapi tidak
semua orang mampu menjadi seorang pemimpin. Kepimpinan bisa diciptakan melalaui Learning
leadership , seorang pemimpin pun juga belum tentu mampu
melaksanakan kepemimpinanya dengan baik, maka dari itu juga diperlukan develop
personal leadership. Seorang pemimpin harus mampu Memahami Konsep Leadership Dan
Management untuk mencapai
Keberhasilan Yang Berkaitan Dengan Keduanya . Seorang
pemimpin juga harus mampu
mengeidentifikasi tanggung jawab dan perannya dengan baik, sehingga idenya
dapat diterima dan membentuk realitas linkungan lebih yang baik. Pemimpin harus
mampu membangun persepsi bawahan untuk kearah yang lebih baik. Singkat kata, Seorang
pemimpin dituntut menciptakan lingkungan yang menstimulir orang untuk
mencapai sasaran bersama. Maka dari itu tugas
leadership menyangkut beberapa hal di bawah ini, yaitu :
a.
mengembangkan kepemimpinan pribadi
b.
memimpin
dengan berkomunikasi
c.
mengenali
potensi manusia .
d.
membangun kerja sama .
e.
membuat keputusan
f.
mengelolah konflik dan perubahan
Kedibilitas yang merupakan kemampuan dalam membangkitkan rasa kepercayaan juga menjadi point penting dan harus dimiliki oleh
seorang pemimpin, karena kredibilitas refleksi dari kualitas diri seorang pemimpin
yang dapat menumbuhkan kepercayaan bawahan. Maka
dari itu para peniliti di Amerika menjelaskan bahwa ada 3 karakteristik kredebililitas yang mampu
mempengaruhi massa besar yang disebut dengan kredibilitas universal,
yang meliputi:
1.
Kejujuran. Kejujuran harus dimiliki oleh seorang pemimpin, bahkan ada
pepatah bijak yang mengatakan bahwa kejujuran merupakan kunci keberhasilan. Dalam
masyarakat rasional sekarang ini, kejujuran sangat mahal ditengah maraknya
power reward (kekuatan uang) yang banyak digunakan oleh para pemimpin untuk
mempengaruhi massanya terutama dalam dunia politik. Maka dari itu seharusnya
para politikus2 tersebut harus bisa membangun dirinya sebagai mesin
kredibilitas bukan mesin politik.
2.
Keberanian. Seorang pemimpin harus berani mengambil sikap dan
mempertahankan sikap itu walaupun ancaman dan rintangan menghadang asalkan demi
kepentingan bawahannya.
3.
Kreatifitas. Ditengah perubahan zaman yang tidak dapat diprediksikan ini,
kreatifitas merupakan point penting dalam memyuguhkan inovasi demi
keberlangsungan hidup organisasi/negara.
Amate etzione seorang
italian yang merupakan sosiologi organisasi menerangkan bahwa dalam menduduki
kepemimpinan seorang pemimpin memiliki dua power yaitu:
1. Impersonal power atau power keteladanan
(referent power). Dengan memiliki keteladan tersebut para pemimpin mendapatkan
dukungan besar dari para bawahannya, hal ini dikarenakan para bawahan tersebut
berasumsi bahwa keteladanan refleksi dari kebaikan dan kemulian yang dapat
membawa mereka pada perubahan positif, mereka juga menganggap keteladanan tidak
dapat dibeli dan sangat mahal. Biasanya kekuatan ini muncul pada pemimpin yang memiliki karisma. Dengan
Power ini pemimpin memiliki kekuatan ikatan yang kuat dengan bawahan. Biasanya
power ini lebih banyak dimiliki oleh pemimpin-pemimpin informal seperti Kyai.
Kyai merupakan tapal kuda kredebilitas yang banyak dikagumi dan disengani oleh
massa sehingga apa yang menjadi tindakan dan perkataannya dengan mudah
mendapatkan trust.
2. Pozition Power. Pemimpin
tidak mendapatkan dukungan dari bawahan tapi dukungan itu diperoleh dari kelompok-kelompok
atas. Dalam konteks ini, pemimpin just diangap sebagai hand (kepala) yang
menjalankan kepemimpinan bukan dikaui pemimpin. Tingkat formalistik
pemimpin sangat sehingga power ini lebih sama dengan dengan power legelitimasi.
Dalam ha ini berdasarkan
terpilihnya kepemimpinan dibagi menjadi 2, yaitu :
a.
Kepemimpinan
formal; pemimpin yang dipilih oleh sturktur organisasi ataupun lembaga-lembaga
resmi lainnya sehingga apabila membuat suatu keputusan sangat dipengaruhi oleh
struktur tersebut. Misalnya : Rektor, Manager. Hubungannya lebih impersonal dan
bersifat intruksi, jadi anak buah ketika diberi intruksi tidak memiliki option
lain selain mematuhi dan menjalankankan sehingga pola hubungan yang
tercipta kaku dan karyawan
hanya bisa mengerundul dibelakang tanpa punya keberanian untuk mengintrupsi.
Partisipasi anak buah merupakan suatu kewajiban yang telah tercantum dalam
peraturan struktur.
b.
Kepemimpinan
Informal : pemimpinan yang dipilih karena kepribadiaan yang dimilikinya seperti
kharisma,jujur, dapat dipercaya, berpengalaman, cerdas, bijaksana dll.
Misalnya: Kyai, tokoh masyarakt. Hubungan yang dipimpin dan yang
dipimpin lebih lonngar dan lebih
memungkinkan anak buah untuk berpartisipasi, hal ini dikarenakan pemimpin
menganggap anak buah sebagai sesuatu yang berharga bukan seperti mesin.
Jadi berdasarkan klasifikasi
kepemimpinan diatas, kepemimpinan bukan hanya dalam konteks struktur namun juga
bisa lembaga-lemabaga non formal . Pemimpin formal bisa jadi menduduki kursi kepmimpinan,
namun bukan berarti di menjalankan fungsi kepemimpinan. Artinya pemimpin formal
yang ditunjuk struktur beranggapan dia hanya bertanggungjawab terhadap strukur
yang memilihnya tanpa menghiraukan kepentingan anak buah/karyawan sehingga
partisipasi karyawan sangat sedikit dan hal ini tentunya akan
menganggu/menghambat kerja sama antara keduanya yang akhirnya tujuan organisasi
tidak akan tercapai. Apabila Hal ini terjadi maka fungsi kepemimpinan tidak
berarti dimana kepempinan berfungsi menciptkan hubungan kerjasama untuk
kegiatan yang terarah guna mencapai tujuan organisasi. Namun meskipun demikian, tidak
berarti seorang pemimpin harus selalu memperhatikan semua kepentingan karyawan,
pemimpin harus tegas dan cerdas dalam memgambil keputusan mengenai prioritas
kepentingan karyawan yang yang bisa memberikan manfaat bagi organisasi bukan
kepentingan yang malah merugikan oragnisasi.
Suatu lingkungan
ataupun lembaga dapat dikatakan berada dalam konteks kepemimpinan apabila
memiliki unsur berikut ini:
1. harus
ada yang dipimpin
2. harus ada
yang memimpin
3. harus
ada kegiatan untuk mengerakkan orang lain dengan cara mempengaruhi pikiran,
perasaan dan tindakan yang dipimpin. Tersentuhnya Pikiran dan emosi seseorang
yang dipimpin merupakan kunci utama yang harus ditembak oelh pemimpin untuk
dapat menjalankan kepemimpinannya tekait dengan terlaksanya keputusan.
4. Ada tujuan yang hendak dicapai, baik
yang dirumuskan secara sistematis ataupun sementara. Dalam kontek ini, tujuan
yang dirumuskan dalam jangka waktu sementara biasanya merupakan konsekuensi
logis dari adanya keputusan sistematis.
5. Berlangsung dalam suatu lingkup baik
organisasi ataupun luar organisasi secara gradual dan terus menerus.
Ketika seseorang manjadi seorang
pemimpin seharusnya ada prilaku yang diubah untuk mampu mempengaruhi
pikiran,emosi seseorang yang dipimpin agar tercipta kerjasama yang harmonis
yang berkosekuensi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Adapun prilaku
tersebut adalah:
1. Mulailah dengan pujian dan apresiasi
yang tulus. Pada hakekatnya manusai ditakdiran dengan sifat
arogant,totaliter,egois maka dari itu prilaku semacam ini sangat membantu
mengurangi sifat2 tersebut apalagi orang yang memiliki sifat tersebut biasanya
sangat sulit untuk memuji. Meskipun demikian sifat2 tersebut merupakan sifat
yang harus tetap dimilki oleh seorang pemimpin tetapi tentunya disesuaikan
dengan keputusan yang akan
diambil.
2. Tunjuk kesalahan tidak langsung.
Contoh kasus : kisah Husein dan hasan cucu Nabi Muhammad saw yang menegur
seorang kakek2 yang salah melakukan wudhu’ dengan cara tidak seperti menggurui,
merereka menggunakan caranya sendiri yaitu dengan bertengkar untuk memberitahukan
kesalahan tersebut secara tidak tersirat.
3. Akui kesalahan diri sendiri sebelum
menyalahkan orang lain
4. Selamatkanlah muka orang lain
5. Ajukan pertanyaan sebagai ganti
pernyataan langsung
6. Pujilah setiap kemajuan betapapun
kecilnya
7. beri reputasi tinggi untuk dicapai
8. beri semangat untuk mempebaiki
kesalahan orang lain
9. Buatlah orang lain senang terhadap
yang diusulkan.
Rabu, 22 Februari 2012
Contoh Daftar isi pada skripsi kuantitatif :)
Banyak dianatara mahasiswa yang masih bingung dengan format daftar isi pada skripsi. Aku juga ketika menyusun skirpsi di warnai kebinggungan dalam menulis daftar isi. Tapi di sini, akan mencoba memberikan contoh format daftar isi dalam skripsi yang runtun sehingga memudahkan penyampaian isi dari hasil skripsi. Namun daftar isi ni lebih merujuka pada penelitian yang bertipe kuantitatif :)
Halaman Judul...................................................................................................... i
Halaman Pernyataan Tidak Plagiat...................................................................... ii
Halaman Judul
Dalam.......................................................................................... iii
Halaman Persembahan......................................................................................... iv
Halaman Persetujuan Pembimbing...................................................................... v
Halaman
Pegesahan............................................................................................. vi
Abstrak................................................................................................................. vii
Abstract................................................................................................................ viii
Kata Pengantar..................................................................................................... ix
Ucapan Terima Kasih........................................................................................... xi
Halaman Motto.................................................................................................... xiv
Daftar Isi............................................................................................................... xv
Daftar Tabel.......................................................................................................... xviii
Daftar Gambar...................................................................................................... xx
Daftar Grafik...................................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang Masalah.......................................................................... I-1
I.2. Rumusan Masalah.......................................................................................
I.3.
Tujuan Penelitian ........................................................................................
I.4.
Manfaat Penelitian.......................................................................................
I.5.
Tinjauan Pustaka.........................................................................................
I.5.1. variabel I............................................................................................
I.5.1.1. Pengertian Variabel I
I.5.1.2. Dimensi/Indikator Variabel I.................................. .........
I.5.1.2.1 Indikator I.......................................................
I.5.1.2.2. Indikator II........................................................
I.5.1.2.3. Indikator III.......................................................
I.5.2.
Variabel II .................................................................................
I.5.2.1 Pengertian Variabel II..........................................................
I.5.2.2 Dimensi/ Indikator II.......................................................
I.5.2.2.1. Indikator I......................................................
I.5.2.2.2. Indikator II...........................................
I.5.2.2.3. Indikator II..................................................
I.5.3.
Variabel III...............................................................
I.5.3.1. Pengertian Variabel III............................................
I.5.3.2. Indikator Variabel III ...................................
I.5.3.2.1 Indikator I.........................................................
I.5.3.2.2 Indikator II........................................................
I.5.3.2.3 Indikator III........................................................
I.5.5.
Hubungan Variabel I dan II.......................................
I.5.6. Hubungan Variabel I dan III....................................................
I.5.7. Hubungan Variabel II dan III..........................................................
I.5.8. Hasil Penelitian Terdahulu..................................................
I.5.8. Hasil Penelitian Terdahulu..................................................
I.6. Perumusan Hipotesis...................................................................................
I.7. Definisi dan Kerangka
Konsep....................................................................
I.7.1
Definisi
Konsep...............................................................................
I.7.2
Kerangka Konsep............................................................................
I.8.
Definisi Operasional....................................................................................
I.9. Metode Penelitian........................................................................................
I.9.1
Tipe Penelitian.................................................................................
I.9.2
Lokasi Penelitian.............................................................................
I.9.3
Populasi dan Sampel......................................................................
I.9.4
Teknik Pengumpulan Data .............................................................
I.9.5
Validitas dan Reabilitas...................................................................
I.9.6 Teknik Analisa Data........................................................................
Bab II Gambaran Umum Kajian Penelitian ( meliputi : diskripsi geografi dan demogafi
wilayahyang kita teliti, data-data sekunder yang kita peroleh di lapangan, dll yang
mempunyai kaitan dengan penelitian)..................................................................... II
BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
III.1 Penyajian Data ( mrpk penyajian dalam bentuk tabel menurut data dilapangan).............................................................................................III
III.1.1. Penyajian Data Berdasarkan Identitas
Responden..........................
III.1.2. Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Penelitian.............................
III.1.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel I.......................
III.1.2.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel II............................
III.1.2.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel III.........................
III.1.3. Penyajian Data Berdasarkan Variabel Penelitian............................
III.1.3.1 Diskripsi Variabel Y/III........................
III.1.3.1.1. Indikator I...................................................
III.1.3.1.2.
Indikator II.................................................
III.1.3.1.3. Indikator III..................................................
III.1.3.2. Diskripsi Variabel X1/ 1 III.1.3.2.1 Indikator I............................
III.1.3.2.1.
Indikator II......................................
III.1.3.2.2.
Indikattor III
III.1.3.3. Diskripsi Variabel X2......................... ............
III.1.3.3.1.
Indikator I .....................................................
III.1.3.3.2.
Indikator II.........................................
III.1.3.3.3.
Indikator III ..................................................
III.1.3.4.
Rekapitulasi
Jawaban Responden Per Variabel melalui Tabulasi Silang.................................................................
III.2 Analisis Data............................................................................................... III-
III.2.1 Uji Asumsi Klasik...........................................................................
III.2.1.1. Uji Normalitas..................................................................
III.2.1.2. Uji Multikolonearitas.......................................................
III.2.1.3. Uji Heteroskedastisitas.....................................................
III.2.1.4. Uji Linearitas....................................................................
III.2.2 Korelasi Parsial................................................................................
III.2.2.1 Korelasi X1 dengan Y, bila X2
Dikontrol.........................
III.2.2.2 Korelasi X2 dengan Y, bila X1
Dikontrol........................
III.2.3. Analisis Hasil Regresi Berganda.....................................................
III.2.3.1.
Uji Pengaruh
Stimulan (F) untuk Pembuktikan Hipotesis
Pertama.............................................................
III.2.3.2.
Uji Pengaruh
Parsial (t test) untuk Pembuktikan Hipotesa ke Dua dan ke
Tiga...........................................
III.2.3.3.
Uji Koefisien
Determinasi................................................
BAB IV INTERPRETASI
DATA ( meruapakan penjelasan mengenai hubungan anatara keseuaian teori dan data tang ditemukan dilapangan)............................................................ IV-1
BAB V PENUTUP
V.1.
Kesimpulan......................................................................................V-
V.2.
Saran................................................................................................V-
V.3.
Implikasi
Terhadap Ilmu Pengetahuan............................................ V-
V.4.
Kelemahan Penelitian...................................................................... V-
Daftar Pustaka...................................................................................................... xxii
Lampiran
Langganan:
Postingan (Atom)