Semua organisasi pastilah tidak
terlepas dari apa yang dinamakan kepimpinan Kepemimpinan ini sebenarnya
mengandung 2 konsep sekaligus, yaitu pemimpin dan kepemimpinan. Pemimpin lebih
mengarah pada subjek dari suatu kepemimpinan sedangkan kepemimpinan merupakan
cara yang dilakukan oleh pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam
hal ini, kadang-kadang banyak orang yang beranggapan bahwa pemimpin dan seorang
manager adalah dua hal sama, padahal dua hal tersebut merupakan sesuatu yang
berbeda, meskipun pada dasarnya seorang pemimpin dan manager sama-sama
mempunyai kekuatan yang kuat untuk mempengaruhi suatu keputusan. Namun, antara
manager dan pemimpin mempunyai cara dan prioritas yang berbeda dalam
kepimpinannya. Pemimpin atau leader dituntut harus melakukan yang benar dan
diharuskan berorientasi pada efekivitas atau berhasil guna sehingga pemimpin
lebih menekankan pada outuput yang dihasilkan dengan apa yang terjadi sedangkan
manager lebih menekankan dengan melakukan dengan cara yang benar dan lebih memperioritaskan
efisiensi dari pada efektivitas sehingga dalam benak manager lebih menekankan
bagaimana mendapat output yang besar dengan input yang kecil.. Kepemimpinan
itu sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang dalam mengambil suatu keputusan untuk memperangaruhi orang lain dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini, Kepemimpinan
berhubungan erat dengan teknologi informasi yang menjadi dasar pemrosesan data
menjadi informasi yang relevan dan akurat untuk pengambilan
keputusan. Seseorang pemimpin dalam kepemimpinannya pastilah akan
menemui masalah, masalah merupakan konflik yang membutuhkan manajemen yang baik
sehingga menghasilkan output yang berkualitas. Adapun problemnya adalah :
1. Lingkungan yang dinamis, menuntut
pemimpin peka terhadap perubahan tersebut sehingga menjadi referensi dalam dalam mengambil keputusan.
2. Adanya perubahan system yang ditandai:
a. demokrasi representatif ke demokrasi langsung,
konsekuensi logis dari hal ini adalah para pemimpin leboh berorientasi kebawah
(masyarakat), masyarakat dianggap sesuatu yang berharga dimana diberikan
kesempatan yang luas untuk menyalurkan opini dan kesempatan untuk menjadi
pemimpin lebih luas,
b. konsep nasional menjadi konsep global
c. sistem hierarki menjadi sistem Networking ( Jonh Naisbit).
Terbentuknya jiwa
kepemimpinan dalam diri seseorang sebenarnya bisa diciptakan. Setiap
individu di dunia ini memiliki kemmpuan untuk menjadi pemimpin tetapi tidak
semua orang mampu menjadi seorang pemimpin. Kepimpinan bisa diciptakan melalaui Learning
leadership , seorang pemimpin pun juga belum tentu mampu
melaksanakan kepemimpinanya dengan baik, maka dari itu juga diperlukan develop
personal leadership. Seorang pemimpin harus mampu Memahami Konsep Leadership Dan
Management untuk mencapai
Keberhasilan Yang Berkaitan Dengan Keduanya . Seorang
pemimpin juga harus mampu
mengeidentifikasi tanggung jawab dan perannya dengan baik, sehingga idenya
dapat diterima dan membentuk realitas linkungan lebih yang baik. Pemimpin harus
mampu membangun persepsi bawahan untuk kearah yang lebih baik. Singkat kata, Seorang
pemimpin dituntut menciptakan lingkungan yang menstimulir orang untuk
mencapai sasaran bersama. Maka dari itu tugas
leadership menyangkut beberapa hal di bawah ini, yaitu :
a.
mengembangkan kepemimpinan pribadi
b.
memimpin
dengan berkomunikasi
c.
mengenali
potensi manusia .
d.
membangun kerja sama .
e.
membuat keputusan
f.
mengelolah konflik dan perubahan
Kedibilitas yang merupakan kemampuan dalam membangkitkan rasa kepercayaan juga menjadi point penting dan harus dimiliki oleh
seorang pemimpin, karena kredibilitas refleksi dari kualitas diri seorang pemimpin
yang dapat menumbuhkan kepercayaan bawahan. Maka
dari itu para peniliti di Amerika menjelaskan bahwa ada 3 karakteristik kredebililitas yang mampu
mempengaruhi massa besar yang disebut dengan kredibilitas universal,
yang meliputi:
1.
Kejujuran. Kejujuran harus dimiliki oleh seorang pemimpin, bahkan ada
pepatah bijak yang mengatakan bahwa kejujuran merupakan kunci keberhasilan. Dalam
masyarakat rasional sekarang ini, kejujuran sangat mahal ditengah maraknya
power reward (kekuatan uang) yang banyak digunakan oleh para pemimpin untuk
mempengaruhi massanya terutama dalam dunia politik. Maka dari itu seharusnya
para politikus2 tersebut harus bisa membangun dirinya sebagai mesin
kredibilitas bukan mesin politik.
2.
Keberanian. Seorang pemimpin harus berani mengambil sikap dan
mempertahankan sikap itu walaupun ancaman dan rintangan menghadang asalkan demi
kepentingan bawahannya.
3.
Kreatifitas. Ditengah perubahan zaman yang tidak dapat diprediksikan ini,
kreatifitas merupakan point penting dalam memyuguhkan inovasi demi
keberlangsungan hidup organisasi/negara.
Amate etzione seorang
italian yang merupakan sosiologi organisasi menerangkan bahwa dalam menduduki
kepemimpinan seorang pemimpin memiliki dua power yaitu:
1. Impersonal power atau power keteladanan
(referent power). Dengan memiliki keteladan tersebut para pemimpin mendapatkan
dukungan besar dari para bawahannya, hal ini dikarenakan para bawahan tersebut
berasumsi bahwa keteladanan refleksi dari kebaikan dan kemulian yang dapat
membawa mereka pada perubahan positif, mereka juga menganggap keteladanan tidak
dapat dibeli dan sangat mahal. Biasanya kekuatan ini muncul pada pemimpin yang memiliki karisma. Dengan
Power ini pemimpin memiliki kekuatan ikatan yang kuat dengan bawahan. Biasanya
power ini lebih banyak dimiliki oleh pemimpin-pemimpin informal seperti Kyai.
Kyai merupakan tapal kuda kredebilitas yang banyak dikagumi dan disengani oleh
massa sehingga apa yang menjadi tindakan dan perkataannya dengan mudah
mendapatkan trust.
2. Pozition Power. Pemimpin
tidak mendapatkan dukungan dari bawahan tapi dukungan itu diperoleh dari kelompok-kelompok
atas. Dalam konteks ini, pemimpin just diangap sebagai hand (kepala) yang
menjalankan kepemimpinan bukan dikaui pemimpin. Tingkat formalistik
pemimpin sangat sehingga power ini lebih sama dengan dengan power legelitimasi.
Dalam ha ini berdasarkan
terpilihnya kepemimpinan dibagi menjadi 2, yaitu :
a.
Kepemimpinan
formal; pemimpin yang dipilih oleh sturktur organisasi ataupun lembaga-lembaga
resmi lainnya sehingga apabila membuat suatu keputusan sangat dipengaruhi oleh
struktur tersebut. Misalnya : Rektor, Manager. Hubungannya lebih impersonal dan
bersifat intruksi, jadi anak buah ketika diberi intruksi tidak memiliki option
lain selain mematuhi dan menjalankankan sehingga pola hubungan yang
tercipta kaku dan karyawan
hanya bisa mengerundul dibelakang tanpa punya keberanian untuk mengintrupsi.
Partisipasi anak buah merupakan suatu kewajiban yang telah tercantum dalam
peraturan struktur.
b.
Kepemimpinan
Informal : pemimpinan yang dipilih karena kepribadiaan yang dimilikinya seperti
kharisma,jujur, dapat dipercaya, berpengalaman, cerdas, bijaksana dll.
Misalnya: Kyai, tokoh masyarakt. Hubungan yang dipimpin dan yang
dipimpin lebih lonngar dan lebih
memungkinkan anak buah untuk berpartisipasi, hal ini dikarenakan pemimpin
menganggap anak buah sebagai sesuatu yang berharga bukan seperti mesin.
Jadi berdasarkan klasifikasi
kepemimpinan diatas, kepemimpinan bukan hanya dalam konteks struktur namun juga
bisa lembaga-lemabaga non formal . Pemimpin formal bisa jadi menduduki kursi kepmimpinan,
namun bukan berarti di menjalankan fungsi kepemimpinan. Artinya pemimpin formal
yang ditunjuk struktur beranggapan dia hanya bertanggungjawab terhadap strukur
yang memilihnya tanpa menghiraukan kepentingan anak buah/karyawan sehingga
partisipasi karyawan sangat sedikit dan hal ini tentunya akan
menganggu/menghambat kerja sama antara keduanya yang akhirnya tujuan organisasi
tidak akan tercapai. Apabila Hal ini terjadi maka fungsi kepemimpinan tidak
berarti dimana kepempinan berfungsi menciptkan hubungan kerjasama untuk
kegiatan yang terarah guna mencapai tujuan organisasi. Namun meskipun demikian, tidak
berarti seorang pemimpin harus selalu memperhatikan semua kepentingan karyawan,
pemimpin harus tegas dan cerdas dalam memgambil keputusan mengenai prioritas
kepentingan karyawan yang yang bisa memberikan manfaat bagi organisasi bukan
kepentingan yang malah merugikan oragnisasi.
Suatu lingkungan
ataupun lembaga dapat dikatakan berada dalam konteks kepemimpinan apabila
memiliki unsur berikut ini:
1. harus
ada yang dipimpin
2. harus ada
yang memimpin
3. harus
ada kegiatan untuk mengerakkan orang lain dengan cara mempengaruhi pikiran,
perasaan dan tindakan yang dipimpin. Tersentuhnya Pikiran dan emosi seseorang
yang dipimpin merupakan kunci utama yang harus ditembak oelh pemimpin untuk
dapat menjalankan kepemimpinannya tekait dengan terlaksanya keputusan.
4. Ada tujuan yang hendak dicapai, baik
yang dirumuskan secara sistematis ataupun sementara. Dalam kontek ini, tujuan
yang dirumuskan dalam jangka waktu sementara biasanya merupakan konsekuensi
logis dari adanya keputusan sistematis.
5. Berlangsung dalam suatu lingkup baik
organisasi ataupun luar organisasi secara gradual dan terus menerus.
Ketika seseorang manjadi seorang
pemimpin seharusnya ada prilaku yang diubah untuk mampu mempengaruhi
pikiran,emosi seseorang yang dipimpin agar tercipta kerjasama yang harmonis
yang berkosekuensi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Adapun prilaku
tersebut adalah:
1. Mulailah dengan pujian dan apresiasi
yang tulus. Pada hakekatnya manusai ditakdiran dengan sifat
arogant,totaliter,egois maka dari itu prilaku semacam ini sangat membantu
mengurangi sifat2 tersebut apalagi orang yang memiliki sifat tersebut biasanya
sangat sulit untuk memuji. Meskipun demikian sifat2 tersebut merupakan sifat
yang harus tetap dimilki oleh seorang pemimpin tetapi tentunya disesuaikan
dengan keputusan yang akan
diambil.
2. Tunjuk kesalahan tidak langsung.
Contoh kasus : kisah Husein dan hasan cucu Nabi Muhammad saw yang menegur
seorang kakek2 yang salah melakukan wudhu’ dengan cara tidak seperti menggurui,
merereka menggunakan caranya sendiri yaitu dengan bertengkar untuk memberitahukan
kesalahan tersebut secara tidak tersirat.
3. Akui kesalahan diri sendiri sebelum
menyalahkan orang lain
4. Selamatkanlah muka orang lain
5. Ajukan pertanyaan sebagai ganti
pernyataan langsung
6. Pujilah setiap kemajuan betapapun
kecilnya
7. beri reputasi tinggi untuk dicapai
8. beri semangat untuk mempebaiki
kesalahan orang lain
9. Buatlah orang lain senang terhadap
yang diusulkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar