Bismillahirrahmanirrahim......Selamat Datang...Semoga Allah Memberkati :)

Selasa, 07 Februari 2012

Dunia untuk akhirat

            Dunia hanya tempat sementara, tempat persingahan untuk kehidupan yang lebih kekal, yaitu akhirat. Tapi kadangkala manusia, sering terlena pada kegerlapan dunia. Dunia dijadikan prioritas utama dalam kehidupan ini. Semua yang dilakukan hanyalah untuk mengejar kebahagian di dunia, tidak peduli itu halal atau haram, yang ada di benak hanyalah dirinya tidak menjadi orang yang menderita selama berada di dunia. Orang seperti ini cendrung gila dengan yang namanya kekeuasaan, pikirannya dipenuhi dengan keserakahan dan pujian dari orang lain, egoisme dipenuhi ambisiusme akan mengiringi langkahnya maka tidak heran orang seperti ini hanya mengukur manusia dari segi materi, ketika seseorang dilihatnya sebagai orang yang tidak mampu maka penghinaan akan ditujukannya, beda halnya dengan orang yang dianggapnya orang yang setara dengan dirinya maka hanya pujian yang selalu ditunjukkannya.
            Dalam hal ini, kebahagian memang menjadi tujuan semua manusia hidup. Namun kebahagian di sini bukan hanya tertuju pada dunia, tapi lebih utama ke akhirat. Inilah yang disebut dengan Yuhibbuka Fillah. Kebahagian di dasarkan pada rasa cinta kepada Rabnya. Semua yang dilakukan hanya ditujukan pada Ridho Allah, apa yang dilakukakan oleh orang semacam ini akan selalu beranjak di jalan kebenaran, rasa takut untuk tidak dicintai Allah akan selalu membayangi setiap langkahnya sehingga motivasi untuk terus melakukakn kebajikan dan kebaikan akan selalu lahir, hidupnya penuh kesadaran bahwa pengawasan Allah selalu ada. Orang seperti ini akan terus berjuang di dunia untuk mencari keberkahan di akhirat. Tapi hal ini bukan lantas menjadikan manusia yang hanya beribadah ke pada sang Khalik, tanpa melakukan usaha dan kerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di dunia. Yang dimaksud dengan Yuhibbuka Fillah adalah bagaimana tercipta keseimbangan antara kebahagian di dunia dan di akhirat, Allah juga menyuruh hambaNya untuk mencari dan mensyukuri Karunianya yang sudah diciptakan secara proporsional.
          Kebahagian di dunia bisa dijadikan suatu jalan untuk memperoleh kebahagian akhirat. Cara untuk mencapai filla tersebut tidak lain hanyalah beribadah kepada pemilik Asmaul Husnah, semua yang dilakukan termasuk bekerja harus dilandaskan pada niat untuk Ibadah. Mereka bekerja dan berusaha keras untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dengan meniru apa yang dilakukan oleh Baginda Rasullah Saw, sang Huswatul Husana. Orang semacam ini akan menyadari bahwa di balik usahanya ada kekuatan yang lebih besar yaitu kekuatan doa kepada penguasa kehidupan ini, tiap harinya mereka tidak luput untuk menggangkat kedua tangan, tidak enggan untuk meletakkan kening di atas sajadah, rasa ikhlas dan khusuyuk dalam meminta selalu dilibatkan dalam persoalan kehidupannya. Mereka menyadari bahwa manusia adalah mahkluk lemah tanpa bantuan Allah, sehingga tawaqal dan kesabaran juga menjadi alat ampuh mereka untuk dekat kepada RabNya demi mencapai kebahagian yang diharapkannya. Namun, ketika harapan tidak seindah realitas, mereka juga mengembalikan semuanya kepada pemilik kehidupan lagi. Rasa ihklas dan optimisme selalu mereka tunjukkan, hidup terasa nyaman dan damai, mereka yakin bahwa Allah adalah perencana terbaik bagi kehidupannya, Dialah yang tau kebutuhan kita sehingga ketika kegagalan menghinggapi, mereka tidak akan pernah putus asa, mereka yakin bahwa Allah tidak akan meninggalkannya. Ujian-ujian hidup tidak menjadikannya rapuh dan rentan, ujian itu menjadi titik balik untuk meraih kesuksesan. Kegaulan dan kesedihan akan dunia jarang menghinggapinya, mereka yakin bahwa dirinya tidak sendiri dan ujian adalah tanda cinta Allah pada dirinya. Meraka akan terus melangkah dengan optimisme tuk meraih kebahagian yang hakiki.
            Allah sudah menciptakan semua yang ada dibumi ini dengan sempurna, apa yang diciptakannya hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kelangkaan yang katanya ada karena keterbasan di alam ini bukanlah alasan mereka untuk menyerah pada keadaan. Mereka akan terus menggali potensi dirinya dengan mencari dan terus mencari ilmu. Kesuksesan tanpa ilmu adalah hal yang mustahil, maka dari itu ilmu juga dijadikan landasan untuk mengejar kebahagian yang hakiki tersebut. Adanya ilmu tersebut juga semakin menjadikan mereka seseorang yang pandai bersyukur, mereka akan menjadi orang yang berguna untuk orang lain. Kehidupan yang barokah dan bermanfaat bagi orang lain menjadi salah satu cara untuk merealisasikan tujuan hidup sebenarnya. Nilai-nilai Al-qur'an dan Assunah akan selalu di aplikasikan dalam kehidupan di Dunia ini. Dengan begitu ketika, mereka hidup dengan dekat pada RabNya, batin dan jiwanya mengalami ketanangan baik di dunia maupun nanti di akhirar. Jika di dunia ini, banyak manusia yang semacam ini maka sungguh tidak mustahil dunia akan terbebas dengan namanya kemeralatan, orang yang mampu akan selalu menolong orang yang tidak mampu, kesenjangan ekonomi mampu diatasi sehingga kedamaian akan menghiasi dunia ini, dunia yang diberkahi oleh Allah Swt. Subhanallah, beruntunglah orang semacam itu,  semoga kita semua bisa menjadi orang yang selalu mengingat bahwa kehidupan di dunia adalah ladang kebaikan untuk hidup yang lebih kekal yaitu akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar