Bismillahirrahmanirrahim......Selamat Datang...Semoga Allah Memberkati :)

Rabu, 08 Februari 2012

Pentingnya Pengembangan Kelembagaan...:)

          Pasca kemerdekaan RI pada tahun 1945, bangsa Indonesia mengalami perubahan yang singnifikan dimana RI harus mampu menjalankan roda pemerintahan secara mandiri lepas dari penjajah. Perubahan semacam itu tidak bisa di tampis oleh bangsa ini, mau tidak mau bangsa ini harus menghadapi perubahan itu, dan cara yang mujarab untuk megatasinya adalah dengan melakukan perubahan di segala bidang. Hal ini sesuai dengan pemikiran Wise man :” Segala sesuatu di dunia ini selalu mengalami perubahan kecuali perubahan itu sendiri”.    Perubahan tersebut menuntut adanya institusi atau lembaga-lembaga pemerintah Untuk meregulasi roda pemerintahan modern sehingga RI mampu berdiri seyogyanya Negara – Negara merdeka lainnya, apalagi dalam konteks ini salah satu syarat Negara merdeka harus memiliki  perangkat-perangkat pemerintahan yang dalam hal in juga termasuk lembaga pemerintah. Lembaga-lembaga tersebut pasca kemerdekaan dipandang sebagai “ institusional building”. 
                      Melalui lembaga-lembaga inilah upaya untuk memperbaiki atau memajukan masyarakat dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, pemerintahlah yang bertindak sebagai aktor dari lembaga-lembaga tersebut, pemerintah memiliki kekuasaan koersif atau kekuasaan untuk memaksa masyarakat agar tujuan Negara dapat terelaisakan dengan efektif sehingga tidak heran jika pemerintah mendapat julukan agen perubahan social “ change of instrument". Lembaga-lembaga tersebut dituntut mampu menciptakan inovasi-inovasi guna menghadapi  perubahan. Dalam hal ini, Pengembangan kelembagaan merupakan salah satu cara untuk menginisiasi perubahan yang selanjutnya diharapkan menjadi pendorong perubahan tersebut agar perubahan tersebut berimplikasi positif bagai masyarakat.
                Pada dasarnya, perubahan terjadi karena mengejar suatu nilai yang lebih baik. Dimana semakin jauh atau modern suatu masyarakat maka nilai yang akan dikejarnya pun akan semakin tinggi. Dan salah satu katalisator merubahnya suatu nilai adalah informasi. Dalam melakukan perubahan tersebut, pada perkembangannya ternyata bukan hanya pemerintah yang menjadi “change of instrument”, tetapi rakyat yang selama ini menjadi objek pembangunan mampu memaksa pemerintah melakukan perubahan sesuai keinginan rakyat sebagai bentuk pelayanan untuk masyarakat, seperti pada zaman orde baru dimana kekuasaan Soeharto lengser karena banyaknya desakan rakyat yang mengharapkan kebebasan yang kemudian dituangkan dalam konsep reformasi. Sehingga dalam hal ini lembaga-lembaga pemerintah dipandang sebagai “institusi development”.
                 Pada  pasca kemerdekaan nilai pemerintahan kita hanya memfokuskan pada tata pemerintahan yang efektif untuk kesejahteraan rakyatnya dengan memperbaiki struktur, sistem dan administrasi. Namun pada perkembangannya, nilai tersebut bergeser yang juga menginginkan adanya efesiensi sehingga perubahan prilaku juga diperlukan. Hal ini dikarekan nilai yang lama dipandang banyak memilki kekurangan yang merugikan rakyat, seperti lambatnya birokrasi. Maka dari itu, lembaga-lembaga pemerintah dituntut melakukan perubahan internal dalam struktur dan/maupun sistem dan prilakunya. Dalam hal ini, Pemerintah harus lebih banyak berperan sebagai fasilitator dari pada inisiator (yang condong otoriter karena kebijakan yang merupakan manefastasi dari keinginan pemerintah), pemerintah harus  mampu mewadahi keinginan publik yang direalisasikan melalui pengembangan kelembagaan. Cara mengenternalisasi ini bisa melalui konstitusi yang kemudian diselipkan pada lembaga-lembaga negara yang memiliki kekuatan koersif untuk ditanamkan pada rakyat. Konstitusi ini kemudian menjadi dasar untuk membuat program yang di dalamnya memuat nilai-nilai yang ingin diinternalisasikan pada masyarakat.Nah di sinilah diperlukan peran pengembangan kelembagaan. Perkembangan pemerintahan indonesia telah banyak mengalami perubahan.
         Semakin berkembangnya tata pemerintahan tersebut, mempertegas bahwa pengembangan kelembagaan semakin diperlukan. Apalagi era reformasi dan otonomi dan good governance. Yang meletakkan konsep kebebasan sebagai nilai utama semakin memperumit sistem pemerintahan, sebab semakin  muncul masalah-masalah tata pemerintahan yang kompleks. Dalam hal ini dibutuhkan pengembangan kelembagaan  untuk menyimbangi perubahan yang terjadi. Milton j. Esman adalah tokoh yang membuat model untuk memahami proses pengembangan kelembagaan, dia menjelaskan bahwa pengembangan lembaga dapat dirumuskan sebagai perencanaan, penataan dan bimbingan untuk organisasi-organisasi baru atau yang disusun kembali untuk:
(a) mewujudkan perubahan-perubahan dalam nilai-nilai, fungsi-fungsi, teknologi-teknologi fisik/sosial,
(b) menetapkan, mengembangkan dan hubungan-hubungan normatif dan pola-pola tindakan yang baru,
(c) memperoleh dukungan dan kelengkapan dalam lingkungan tersebut” 
Sedang kelembagaan menunjukkan terciptanya hubungan-hubungan dan pola-pola tindakan normatif di dalam organisasi maupun pada satuan-satuan sosial lainnya, serta diperolehnya dukungan serta kelengkapan dari lingkungannya. Kelembagaan adalah kondisi akhir sebagai variabel evaluatif untuk menilai keberhasilan pengembangan lembag  Pengembangan kelembagaan akan menghasilkan sebuah manfaat yang besar apabila diimbangi oleh kondisi: 
1. Pemerintah relatif memiliki jaringan kerja administarsi yang lebih luas sampai ke pelosok dibanding organisasi swasta.
2. Pemerintah memiliki kekuasaan formal, sehingga inovasi/perubahan pada tahap awal bisa memilih jalan coercien apabila diperlukan.
3. Pemerintah relatif lebih memiliki dana untuk memelihara keberlangsungan hidup lembaga sebelum lembaga mampu membentuk dan memperkuat jaringan/kaitan-kaitan yang mampu membuatnya terus hidup di masyaraka.
            Disamping itu, keberhasilan pengembangan kelembagaan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kepemimpinan, doktrin yang diberlakukan, program-program yang dicanangkan, sumber daya baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya yang berhubungan dengan materi, struktur kerja yang berhubungan dengan pembagian kerja ataupun tugas-tugas lainnya. Lingkungan juga mempunyai peran penting dalam mewujudkan keberhasilan pengembangan ini . Kesiapan dari faktor-faktor itulah yang menjadi tantangan bagi negara ini untuk melakukan pengembangan kelembagaan yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan serta persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini. 
Perubahan nilai dalam masyarakat juga menjadi tuntutan adanya pengembangan kelembagaan,  pengemab inilah yang bertugas menyebarkan nilai tersebut kepada masyarakat secara umum. Maka dari itu, untuk efektifitas internalisasi nilai tersebut kepada masyarakat pengembangan kelembagaan harus bisa mempertimbangkan cara-cara/metode yang sesuai dan mudah diterima oleh masyarakat, karena metode ini yang jugaa ikut menentukan keberhasilan fungsi pengembangan kelembangaan, metode yang salah akan menghasilkan problem baru yang berpotensi akan semakin salahnya suatu penanganan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar