Bismillahirrahmanirrahim......Selamat Datang...Semoga Allah Memberkati :)

Kamis, 23 Februari 2012

Sedikit tentang efektivitas organisasi:)


  1. Pengertian Efektivitas Struktur Organisasi
a.       Keefektivitas berasal dari kata efektif yang artinya
                                            i.      Ada efeknya
                                          ii.      Penggunaan metode atau cara dalam mencapai hasil yang optimal
Ø  Menurut Para ahli
                                        iii.      Gibson, James L.,Ivancevich,Jonh M.,Donnelly : keefektifan adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi Individu, kelompok, dan organisasi. Makin dekat prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan, maka makin lebih efektif dalam menilai mereka.
Ø  Dari sudut pandang Prilaku organisasi, efektivitas dapat diidentifikasikan dalam tiga tingkatan analisis yaitu Individu, kelompok, dan organisasi. Ketiga tingkatan ini sangat penting dan harus dipahami oleh semua organisasi.
Ø  Efektivitas struktur organisasi merupakan efektivitas organisasi yang berhubungan dengan pembagian, pengelompokan dan pengkoordinasiaan tugas pekerjaan secara formal guna mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini, struktur organisasi antara satu sama lain berbeda, sehingga efektifitasnya pun berbeda. Perbedaan stuktur ini dikarenakan tiap organisasi mempunyai desaign model yang berbeda. Ada model struktur mekanistik yang mempunyai departementalisasi secara besar-besaran, formalisasi tinggi, jaringan informasi terbatas, dan sentralistis. Ada juga model struktur organik yang mempunyai struktur yang datar, menggunakan tim lintas hierarki dan fungsional, formalitas rendah, jaringan informasi yang menyeluruh dan bergantung pada partisipasi pengambilan keputusan. Pemilihan model stuktur ini merupakan cara yang dapat membantu organisasi dalam mencapai sasaran dan efektivitas organisasi.

2.      Hubungan efektivitas Individu, kelompok dan Organisasi
  1. Efektivitas Individu. Pada prespektif ini menekankan pada pelaksaaan tugas-tugas dan tanggungjawab individu sebagai pekerja dari suatu organisasi.  Dalam hal ini, manager secara rutin melaksanakan penilaian terhadap efektivitas individu melalui evaluasi prestasi yang bisa dijadikan naik untuk kenaikan gaji,pangkat serta imbalan lain yang diberikan oleh perusahaan. Keberhasilan prestasi individu tersebut sangat berkaitan dengan kerja dalam kelompok karena individu bekerja dalam suatu organisasi pasti berhubungan langsung dengan kelompok.
  2. Efektivitas Kelompok. Prespektif ini menekankan pada kinerja yang dapat diberikan kelompok pekerja. Dalam konteks ini, individu juga sebagai ”team work” dimana ada suatu tugas yang harus dilakukan secara kelompok bukan perorangan. Besarnya efektivitas kelompok ini sangat bergantung pada partisipasi individu dan lazimnya hasil keefektivitasannya melebihi hasil sumbangan individual.
  3. Efektivitas Organisasi. Efektivitas organisasi pada dasarnya merupakan hasil efektivitas individu dan kelompok. Efektivitas ini dapat melebihi jumlah efektivitas individu dan kelompok artinya organisasi dapat memperoleh tingkat prestasi yang lebih tinggi bila daripada jumlah prestasi masing-masing bagian organisasi.

Hubungan antara ke tiga tingkatan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar ini menunjukkan: Dalam tingkatan tersebut terhadapat hubungan sebab-akibat yang saling mempengaruhi satu sama lain. Efektivitas kelompok tergantung pada efektivitas individu sedangkan efektivitas organisasi tergantung pada efektivitas individu dan kelompok. Dalam konteks ini, derajat prestasi antara tiga prespektif tersebut juga berbeda, dimana derajat prestasi efektivitas organisasi menduduki peringkat pertama yang kemudian disusul oleh efektivas kelompok dan individu. Tingkatan efektevitas ini sangat diperuhi dan mempengaruhi struktur organisasi.

3.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Struktur Organisasi
  1. Lingkungan
Lingkungan organisasi terdiri dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekautan yang berada diluar organisasi dan berpotensi mempengaruhi kinerja dan efektivitas organisasi. Pada umumnya lingkungan ini mencangkup pemasok, pelanggan, pesaing, badan pengaturan pemerintah, kelompok penekan publik, dan semacamnya. Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungan sebab lingkungan bersifat dinamis dan penuh dengan ketidakpastian, hal ini bisa menjadi masalah bagi organisasi yang dapat mengancam efektivitas organisasi dan salah satu cara mengurangi kertidakpastian ini melalui penyesuaian struktur organisasi. Ketidakpastian yang dimaksud meliputi 3 dimensi lingkungan organisasi manapun yaitu kapasitas yang menunjukkan sejauh mana lingkungan mendukung pertumbuhan organisasi, volatilitas yang menyulitkan management meramalkan secara tepat probabilitas pengambilan keputusan dan kompelesitas/tingkat kerumitan. Dimensi lingkungan pada tingkat kerumitan meliputi tingkat heterogenitas dan konsentrasi unsur-unsur lingkungan. Lingkungan sederhana bersifat homogen dan terkonsentrasi sehingga organisasi mudah untuk menentukan pesaing. Sedangkan lingkungan yang heterogenitas dan menyebar disebut dengan lingkungan yang kompleks. Maka dari itu, jelaslah bahwa ada hubungan antara lingkungan dan penyesuain struktur organisasi. Semakin langkah, dinamis dan kompleks suatu lingkungan maka stuktur organisasi juga harus semakin organik dan tinggi sebaliknya semakin stabil, dan sederhana suatu lingkungan maka strukur organisasi lebih bersifat mekanis. Penyesuain struktur dengan lingkungan ini semata-mata dilakukan untuk mencapai sasaran dan efektivitas organisasi.

  1. Teknologi.
 Istilah teknologi mengacu pada organisasi mengubah masukan menjadi keluaran. Teknologi ini dalam organisasi berfungsi sebagai proses perbaikan terus menerus, rekayasa ulang proses kerja dan alat penyesuaian massal terhadap kebutuhan sehingga memudahkan manager mengambil keputusan secara benar dan akurat.  Singkat kata Teknologi ini digunakan untuk membantu tugas-tugas organisasi. Maka dari itu, setiap organisasi pasti memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya keuangan, manusia dan fisik menjadi produk dan jasa. Yang membedakan penggunaan teknologi antara setiap organisasi terletak pada tingkat kerumitan. Maksudnya teknologi cendrung ke arah kegiatan yang rutin atau tidak rutin. Pada kegiatan rutin dicirikan oleh adanya operasi yang teromatisasi dan terbakukan. Sedangkan pada organisasi tidak rutin teknologi disesuaikan pada tingkat kebutuhan. Kegiatan rutin terkait dengan struktur yang lebih tinggi dan lebih dedepartementalisasi. Kerutinan dalam kontek ini berhubungan dengan adanya petunjuk aturan,jabatan, dan dikumentasi formal. Maka dari itu, jelas bahwa pada pengunaan teknologi harus disesuaikan dengan struktur organisasi. Misalnya, teknologi rutin hendaknya digunakan dalam organisasi dengan struktur sentralisasi dengan tingkat formalisasi rendah. Dalam konteks ini, dapat disimpulkan bahwa organisasi yang berstruktur tinggi untuk mencapai efektivitas memerlukan teknologi dalam tingkatan kerumitan yang juga tinggi. Sedangkan kegiatan tidak rutin yang lebih mengandalkan pengetahuan para spesialis lebih membutuhkan teknologi yang tingkat kerumitannya rendah.

4.      Pendekatan Efektivitas Organisasi.
  1. Pendekatan Tujuan
Organisasi pada lazimnya merupakan alat untuk mencapai tujuan.. Pendekatan ini menunjukkan bahwa organisasi itu diciptakan untuk mencapai tujuan tertentu, dimana hal ini dapat dicapai dengan bekerja secara rasional dan berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan ini dimaksudnya untuk mengevaluasi efektivitas organisasi dari segi pencapaian tujuan yang diterima umum secara luas. Evaluasi dimaksudkan agar dapat mengetahui kontribusi yang diberikan dalam usaha mencapai tujuan tersebut. Kekuatan dan kelemahan pendekatakatan ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
-          Kekuatan :
1.  Pendekatan ini memiliki kesederhanaan
2.  Pendekatan ini memiliki kejelasan dan pertimbangan


-          Kelemahan :
1. pencapaian tujuan tidak mudah diukur bagi organisasi yang tidak mempunyai produk keluaran (out-put) yang nyata.
2. setiap organisasi berusaha mencapai tujuan ganda, sering terjadi pencapaian tujuan yang satu mengahalangi pencapaian tujuan yang lain.
3. kemungkinan adanya satu perangkat tujuan ”formal” yang didukung oleh anggota organisasi, masih diragukan.
b. Pendekatan Sistem
Pendekatan ini menekankan pentingnya adaptasi tuntutan ekstern sebagai kriteria peneilain keefektifan. Dalam pendekatan ini, organisasi pada umumnya dianggap sebagai suatu elemet yang saling berhubungan dan saling bergantung dengan element lainnya. Melalui pendekatan ini dapat menentukan efektivitas yang bermanfaat bagi manager organisasi, baik yang mengelolah usaha bisnis maupun nonbisnis. Kekuatan dan pendekekatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
-          Kekuatan :
1.      Dapat mengetahui kepaduan organisasi
2.      Menguraikan prilku individu, kelompok dalam organisasi baik intern maupun ekstern.
-          Kelemahan :
1.      Para manager harus menghadapi aspek-aspek prilaku keorganisasian baik intern dan ekstern secara serempak
2.      Prosesnya kompels
  1. Pendekatan Multipel Konstituensi
Pendekatan teori ini mengemukakan bahwa organisasi dapat dikatakan efektif apabila dapat memenuhi tuntutan dari konstituensi yang terdapat dalam lingkungan organisasi. Pendekatan ini memandang organisasi secara berbeda, yaitu organisasi diasumsikan sebagai arena politik tempat kelompok-kelompok kepentingan yang bersaing untuk mengendalikan sumber daya. Dalam konteks ini, keefektifan organisasi menjadi sebuah penilaian keberhasilan suatu organisasi dalam memenuhi kebutuhan tuntutan konstitusi kritis (pihak pendukung eksistensi organisasi). Kekuatan dan kelemahan pendekatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
-     Kekuatan:
1.      Dapat diketahui kriteria yang khas
2.      Dapat mengetahui perbedaan-perbedaan kepentingan sehingga dapat disusun strategi dan prioritas kepentingan.
-     Kelemahan:
1.      Dalat praktek sulit memisahkan konstituensi strategis dari lingkungan yang lebih besar
2.      Adanya kesulitan dalam memperoleh informasi secara tepat
3.      Kepentingan dari berbagai pihak dominant coalition sehingga sangat mempengaruhi presepsinya.

  1. Kriteria Efektivitas Organisasi.
Konsep efektevitas orgnisasi bukan hanya disandarkan pada teori sistem, tetapi ditambahkan dengan konsep baru yaitu deminsi waktu. Dimensi waktu ini mengartikan organisasi sebagai element dari sistem yang lebih besar seperti lingkungan yang melalui waktu mengambil sumber-sumber, memprosesnya dan mengembalikannya kepada lingkungan. Maka dari itu efektivitas organisasi ditekankan pada pengetian kemampuan bertahan organisasi dalam melangsungkan kehidupannya dalam lingkungan yang lebih besar. Dalam konteks ini, tingkat efektivitas dinyatakan dalam kurun waktu:
1.      Jangka Pendek: kriteria untuk menunjukkan hasil tindakan yang mencangkup waktu satu tahun atau lebih.
2.      Jangka Menengah : Kreteria yang diterapkan yang digunakan untuk mengukur efektifatas individu, kelompok dan organisasi dalam kurun waktu yang lebih lama.
3.      Jangka Panjang : Kriteria untuk menilai waktu yang akan datang dan tidak terbatas.
            Dalam demensi waktu jangka pendek dan jangka menengah terdapat lima kriteria keefektifan organisasi yaitu:
1.      Produksi : Produksi mengambarkan kemampuan organisasi untuk menghasilan jumlah dan kualitas output organisasi yang sesuai dengan permintaan lingkungan. Konsep ini meniadakan setiap pertimbangan efesiensi, Ukuran produksi mencangkup laba, penjualan, market share, dsb.
2.       Efisiensi : Konsep ini lebih menekankan pada perbandingan antara input dan output. Ukuran efisiensi meliputi tingkat laba modal atau harta, biaya perunit, sisa dan pembuangan bahan, dsb.
3.       Kepuasan : konsep ini menekankan pada perhatian yang menguntungkan bagi anggota organisasi maupun pelanggan. Dengan kata lain organisasi harus mampu memberikan kepuasan dan kebutuhan para anggota dan pelanggannya. Ukuran kepuasan meliputi : sikap karyawan dan pelanggan, pengantian karyawan, keluhan, dsb.
4.       Adaptasi : lebih ditekankan pada pengertian kemampuan organisasi dalam menyingkapi perubahan intern ataupun ektern.  Ini lebih berhubungan dengan kemampuan management untuk menduga adanya suatu perubahan. Dalam hal ini, management dapat menerapkan kebijakan yang mendorong kesiapan menghadapi perubahan.
5.       Pengembangan:  pengembangan dilakukan sebagai bentuk usaha dalam meningkatkan kemampuan SDM melalui program-program training baik untuk tenaga management ataupun nonmanagemen. Kriteria ini digunakan untuk mengukur tanggung jawab organisasi dalam memperbesar kapasitas dan pontensinya untuk berkembang. Jadi Ukuran pengembangan meliputi peningkatan kemampuan SDM organisasi itu sendiri.
    :

Daftar Pustaka
1.      Stephen Robbins. 2006. Prilaku Organisasi (terjemahan), edisi kesepuluh, penerbit PT indeks.
2.      Fx Suwarto.1999.Prilaku Organisasian.Yogyakarta: Universitas Atmajaya.
3.      Freemont E.kast dan James E.Rosenzweig. 1985.Organisasi dan Management.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar